Sulap Sungai Kotor Jadi Tempat Budidaya Ikan yang Menghasilkan

  • 02 Nov
  • yandip prov jateng
  • No Comments

KLATEN – Melihat Sungai Kuning di era beberapa tahun lalu dengan banyak sampah di dalamnya, membuat orang enggan mendekat. Tapi, sekarang ini orang justru beramai-ramai mengunjungi sungai tersebut.

Kerja keras Komunitas Pecinta Sungai (KPS) dukuh Jogoiten, Kalikebo, Trucuk, Klaten untuk menjaga dan membersihkan anak  Sungai Kuning yang membelah kampungnya membuahkan hasil. Sungai yang dulunya kotor, disulap menjadi sungai bersih dengan keramba-keramba untuk budidaya ikan kali yang bisa menambah pendapatan dan gizi keluarga.

Adalah Slamet pemuda 35 tahun yang dipercaya sebagai penggiat sekaligus bendahara KPS Jogoiten. Bekerja sama dengan BPBD dan Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, Perikanan, dan relawan Klaten, kolam kali yang dirintis lima tahun lalu itu kini banyak menjadi percontohan warga sekitar.

“Awalnya sungai di kampung kami ini dikeruk. Setelah dapat restu dari BPBD Klaten kami memutuskan membuat kolam kali. Untungnya air sungai di sini mengalir sepanjang musim. Karena perkembangannya bagus, Pak Ganjar pernah main ke sini,” jelas Slamet, saat ditemui Sabtu (31/10/2020).

Slamet menuturkan, KPS Jogoiten telah memiliki 40 keramba dengan 20 orang anggota aktif. Sayangnya masih saja ada orang membuang sampah ke sungai. Ia mengeluhkan banyaknya sampah diapers kiriman dari hulu sungai. Awalnya sehari ada satu karung sampah harus diangkat dari sungai. Yang penting, ungkap bapak dua anak ini, saat ini tidak ada lagi warga yang main setrum ikan atau meracun sungai.

“Di sini dibudidayakan ikan gurami, nila dan lele. Gurami dan nila bisa dipanen setelah enam bulan. Kalau lele panen setelah tiga bulan. Selain untuk tambahan pendapatan, juga untuk gizi keluarga dengan program Gemari (Gemar makan ikan),” ungkap Slamet.

Dia mengaku banyak dibantu Dinas Pertanian Klaten. Pemerintah pernah memberikan 15 ribu bibit ikan dan tiga ton pakan.

“Untuk membuat keramba membutuhkan biaya Rp350 ribu. Panjang keramba 200 cm, tinggi 90 cm dan lebar 80 cm. Biasanya satu keramba diisi 200 ekor ikan. Alhamdulillah di sini anak-anak sudah biasa makan ikan,” pungkasnya.

Penulis: Joko Priyono Diskominfo Klaten

Editor : WH/Diskominfo Jtg

Berita Terkait