Portal Berita
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
Sulap Sampah Jadi Kerajinan Menarik
- 08 Jan
- yandip prov jateng
- No Comments

Kota Pekalongan, Info Publik – Bermodalkan kreativitas, siapa sangka kain perca batik dan sampah dapat menjadi kerajinan yang menarik dan bernilai. Seperti yang dilakukan oleh salah satu warga Perumahan Griya Swadaya Asri, Kelurahan Kandang Panjang, Yuli Irawati yang menyulap sampah menjadi aneka kerajinan menarik
Di tangan terampil Yuli, sampah yang dianggap sebagian orang tidak bernilai diubah menjadi aneka kerajinan daur ulang sampah seperti bros, centong, talenan, hiasan dinding, bingkai foto, tas, sepeda mainan, dan lain sebagainya. Ia menekuni usaha ini sejak tahun 2017.”Saya membuat kerajinan tangan dengan memanfaatkan kain perca batik dan sampah dengan mengangkat tema batik karena Pekalongan merupakan sentra Kota Batik,” ucap Yuli saat ditemui di kediamannya, Senin sore (07/01/2019)
Yuli menerangkan dirinya hanya belajar secara otodidak dan bermodalkan kreativitas. Ia juga tak segan membagikan ilmunya kepada kelompok perempuan lainnya maupun siapa saja yang hendak belajar dan menambah penghasilan.”Saya biasanya mengajarkan ke ibu-ibu rumah tangga, ibu-ibu PKK, anak-anak sekolah juga biasanya pada kesini pengen belajar, diundang untuk menjadi narasumber di pelatihan-pelatihan juga sering,” jelas Yuli.
Dalam sebulan, Yuli dapat memproduksi sekitar 50-100 buah kerajinan cantik. Harga kerajinan yang Yuli buat pun cukup terjangkau dibandrol mulai Rp 3.000,00 – Rp 50.000,00.
Yuli menuturkan bahan-bahan yang ia buat untuk kerajinan miliknya diambil dari para pemulung sampah dan para penjahit di sekitar Kota Pekalongan. Meskipun pemasaran produknya masih jangkauan dalam kota dan keterbatasan tenaga, hasil karya Yuli yang diberi merk “YW Collection” ini rupanya cukup diminati masyarakat terbukti dari omset yang ia raup dalam sekali orderan.”Pemasaran masih door to door dan lewat online, pemesanan datang dari dalam kota. Yang paling laku di bros dan bingkai foto. Untuk centong paling kendalanya bahan kayu yang agak susah dicari di Kota Pekalongan, saya harus ambil langsung dari Magelang,” tutur Yuli.
Yuli berharap usahanya bisa semakin maju dan terkenal dengan keinginannya yang ingin mengangkat esistensi keberadaan batik di Kota Pekalongan.”Saya pengen usaha saya bisa laku keras, terkenal karena kan saya ingin menunjukkan Kota Pekalongan sebagai Kota Batik, ternyata kain perca batik dan sampah pun bisa dimanfaatkan,” pungkasnya.