Portal Berita
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
Sulap Perumahan Pepabri Borokulon Jadi Kampung Cantik
- 06 Nov
- yandip prov jateng
- No Comments

PURWOREJO – Kompleks perumahan biasanya identik dengan rumah yang berdempet dan lahan sangat terbatas. Namun keterbatasan itu mampu dimanfaatkan warga di kompleks Perumahan Pepabri RW V Kelurahan Borokulon Kecamatan Banyuurip, dengan menyulap lingkungannya menjadi asri dan cantik.
Sejak pandemi Covid-19 merebak, warga memang tergugah memanfaatkan setiap jengkal sisa lahan di rumahnya untuk membudidaya aneka sayuran dan buah. Seiring waktu, ruas-ruas jalan, dinding pagar, serta lorong gang dicat warna-warni dengan sentuhan seni mural.
Tampilannya yang cantik dan asri pun viral di dunia maya dan menyedot perhatian warga dari luar perumahan. Mereka berdatangan naik sepeda untuk sekadar melihat, berswafoto, atau berburu aneka sayuran dan buah yang dibudidaya secara organik.
Wilayah RW V terdiri atas tujuh RT dengan jumlah penduduk sekitar 281 kepala keluarga (KK). Upaya menciptakan suasana asri di sana telah berlangsung cukup lama, dan mulai intens sejak delapan bulan terakhir. Atas kesepakatan warga, mereka menamakan wilayahnya sebagai Kampung Bhinneka .
Antusias warga pun menguat saat kompleks RW V dipercaya maju, mewakili Kecamatan Banyuurip dalam Lomba Kampung Cantik Tahun 2020 Tingkat Kabupaten Purworejo belum lama ini. Wilayah RW V yang memiliki inovasi penanganan Covid-19, juga ditunjuk menjadi salah satu peserta Lomba Jogo Tonggo Tingkat Provinsi Jawa Tengah.
“Pekan kemarin sudah dinilai dalam Lomba Kampung Cantik. Harapannya, karena sudah diajukan lomba, ya ingin juara 1. Sehingga warga lebih termotivasi untuk mengembangkan lagi, dan menjadi tujuan wisatawan, minimal lokal Purworejo,” kata Tri Budiyono, Ketua RW V Perum Pepabri, Jumat (6/11/2020).
Tri menjelaskan, Kawasan Kampung Cantik di sana, terdiri dari dua kawasan rintisan. Dua kawasan percobaan, dan tiga kawasan percontohan. Potensi yang menjadi unggulan, antara lain tanaman organik dan anorganik, budidaya ikan, serta bank sampah.
Koordinator pelaksanaan program Kampung Cantik yakni masing-masing kepala RT. Dan didukung ibu-ibu yang tergabung dalam PKK, Dasawisma, dan Kelompok Wanita Tani (KWT).
“Antusias warga luar biasa. Pembuatan Kampung Cantik ini menggunakan swadaya orang pribadi dan kas masing-masing RT. Setiap Ketua RT menjadi penggerak dan kami beri kewenangan terkait penggalian dana,” jelasnya.
Menurut Ketua KWT Anggrek Asri, Choirunnisa, keterbatasan lahan tidak menjadi hambatan. KWT melalui kader-kadernya telah banyak memberi edukasi dan pembekalan, sehingga hampir seluruh KK mampu memanfaatkan setiap sudut pekarangannya.
“Kami memanfaatkan lahan yang terbatas untuk budidaya aneka sayuran, buah, atau tanaman obat keluarga. Dan ini sangat bermanfaat, khususnya saat pandemi seperti ini. Contohnya, sayuran untuk yang menjaga posko Covid kampung kami kemarin, berasal dari kebun sendiri,” imbuhnya.
Choirunissa meungkapkan, kesadaran dan sinergitas warga menjadi kunci mewujudkan Kampung Cantik. Apalagi, di RW V telah berjalan sejumlah sistem pengelolaan lingkungan, antara lain bank sampah, pengolahan limbah plastik menjadi produk kerajinan, kelompok pembudidaya ikan, dan kelompok pemasaran ikan.
Penulis : ro/ Pemkab Purworejo
Editor : dnk/Diskominfo Jateng