STOP KEKERASAN TERHADAP ANAK, BIJAKSANA DALAM BER-MEDSOS

  • 26 Jul
  • dev_yandip prov jateng
  • No Comments

PURBALINGGA – Ribuan anak di kabupaten Purbalingga melakukan deklarasi anti kekerasan terhadap anak melalui wisata pendidikan keluarga, ibu dan anak. Deklarasi diikuti 3.361 ibu dan anak, dilanjutkan dengan wisata keluarga di Sanggaluri Park Kutasari. Kegiatan tersebut dihadiri Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Tengah selaku Bunda PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) Provinsi Jawa Tengah Hj Atiqoh Ganjar Pranowo, Bupati Purbalingga H Tasdi, SH, MM, Ketua DPRD Tongat SH, MM, Bunda PAUD Kabupaten Purbalingga Ny Erny Widyawati Tasdi, Forkompinda dan jajaran pejabat tingkat Provinsi Jawa Tengah.

Bunda PAUD Hj Atiqoh menuturkan, kegiatan deklarasi anti kekerasan terhadap anak sering dilakukan namun dalam kenyataannya masih banyak terjadi kasus-kasus kekerasan kepada anak dan perempuan yang ada di sekitar kita. Apalagi, pada era gadget seperti sekarang dimana banyak anak-anak sudah bergumul dengan media sosial melalui telepon pintar yang dimiliki.

“Kita sudah deklarasi Stop Kekerasan Terhadap Anak. Namun terkadang tanpa kita sadar, justru kita menjadi pelaku. Ketika ada berita yang belum tentu benar, langsung diviralkan. Ketika ada sesuatu yang kita tidak tahu sumbernya dari mana, langsung kita share ke grup. Kalau itu benar adalah ghibah, kalau tidak benar menjadi fitnah. Dan itu termasuk bentuk kekerasan terhadap orang lain,” ujar Atiqoh usai menyaksikan deklarasi anti kekerasan terhadap anak oleh Forum Anak Purbalingga, Selasa (25/7).

Atiqoh berpesan agar orang tua dan anak-anak lebih bijaksana dalam bersosial media. “Ini juga harus diedukasi kepada teman-teman forum anak agar bijaksana bersosial media dan tidak justru melakukan kekerasan, bulying, dan intimidasi di media sosial,” katanya.

Pada kesempatan tersebut Bunda PAUD Jateng juga berkesempatan berdialog dengan salah satu anggota forum anak peserta deklarasi agar forum anak dapat ikut berpartisipasi secara nyata baik dalam proses pengambilan kebijakan melalui Musrenbang (Musyawarah Perencanaan Pembangunan) maupun kegiatan nyata sehari-hari.

“Kalau ingin tercipta taman yang nyaman dan layak anak, Forum Anak bisa menginisiasi adanya gotong royong atau kerja bhakti secara bergiliran membersihkan taman-taman yang ada di Purbalingga,” katanya.

Bupati Purbalingga H Tasdi, SH, MM mengaku kegiatan deklarasi anti kekerasan terhadap anak yang dipusatkan di kabupaten Purbalingga sangat penting untuk mengevaluasi sejauh mana pemerintah daerah bersama masyarakat dalam melaksanakan perlindungan terhadap anak.

Dikatakan Bupati, delapan item yang disampaikan dalam deklarasi anti kekerasan terhadap anak harus direspon. Pemkab harus mewujudkan bagaimana Puskesmas yang layak anak, sekolah layak anak, rumah sakit layak anak dan tempat publik atau ruang terbuka yang layak anak. “Mereka juga mengatakan terganggu dengan asap rokok dan lain sebagainya. Ini adalah suara mereka yang harus kita tangkap. Dan itu kembali menyadarkan kita, pemkab, jajaran aparatur dan rakyat Purbalingga bagaimana bersama-sama mewujudkan kabupaten yang layak anak,” katanya.

“Intinya kita berkomitmen mewujudkan Purbalingga sebagai kabupaten layak anak. kita akan penuhi secara bertahap mulai dari sarana prasarananya, manajemennya, dan terus membangun political will seluruh komponen yang terlibat termasuk keluarga-keluarga di Purbalingga,” jelasnya.

Sementara Bunda PAUD Kabupaten Purbalingga Ny Erny Widyawati Tasdi berkata, kegiatan yang diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional tingkat Kabupaten Purbalingga bertujuan untuk mendorong meningkatnya peran serta pemerintah dan mitra kerja tentang pentingnya ketahanan keluarga, untuk mewujudkan keluarga sejahtera, bebas dari tindakan kekerasan, melalui kegiatan berkumpul, berinteraksi, berdaya, peduli dan berbagi.

“Sebetulnya kami mengundang peserta sebanyak 3.287 terdiri dari 2.092 anak dan 1.195 ibu dari 239 desa dan kelurahan se kabupaten Purbalingga. Namun ternyata peserta membludag hingga melebihi yang kami undang,” katanya.

Kegiatan tersebut, berhasil memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) Deklarasi Anti Kekerasan Terhadap Anak dan Wisata Keluarga Ibu dan Anak terbanyak sejumlah 3.361 peserta. (PI-4/PI5)

Berita Terkait