Stakeholder di Blora Diminta Keroyokan Tangani Stunting

  • 13 Feb
  • yandip prov jateng
  • No Comments

BLORA – Seluruh stakeholder di Kabupaten Blora diminta bersama mengeroyok penanganan stunting di wilayah tersebut, semakin banyak yang terlibat, penanganannya akan lebih cepat.

Hal itu disampaikan Bupati Blora Djoko Nugroho saat membuka acara Rapat Koordinasi Konvergensi Stunting yang diikuti seluruh stakeholder terkait se-Kabupaten Blora di Ruang Pertemuan Setda Blora, Rabu (12/2/2020). Menurutnya, penyebab utama stunting adalah mindset (pola pikir) masyarakat, baik menyangkut kesehatan maupun pemenuhan gizi. Karenanya, dibutuhkan kerja lebih keras dalam penanganannya.

“Penyebab utama dari stunting adalah mindset, pola pikir yang sudah tertanam sejak lama bahwa sesuatu yang salah itu benar. Itu perlu kerja keras kita untuk menanganinya,” tegas Bupati.

Ditambahkan, penanganan stunting merupakan investasi jangka panjang, di mana generasi muda perlu diedukasi dan dijaga perkembangannya sejak dini. Melalui edukasi yang diberikan kepada generasi muda, diharapkan mereka lebih peduli terhadap dirinya.

Djoko berharap semua stakeholder bisa fokus untuk pencegahan stunting. Dinas Kesehatan pun mesti terus melakukan pengembangan lokus stunting, sehingga orientasi pencegahan stunting bisa semakin baik dan fokus.

“Saya berharap semua stakeholder yang ada bisa mengeroyok dari segala lini untuk pencegahan stunting, jangan sampai menjadi bencana kemanusiaan,” imbuhnya.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blora, Lilik Hernanto, menjelaskan, 10 desa di Blora termasuk lokus stunting usia 0-23 bulan berdasarkan prioritas pusat (Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan). Namun, pada 2018, Pemkab Blora sendiri telah menetapkan lokus stunting menjadi 39 desa

“Hingga hingga akhir 2019 kemarin, tinggal 26 desa yang menjadi lokus stunting,” terangnya.

Penulis : Tim Liputan Prokompim Kab. Blora

Editor : Di/Ul Diskominfo Jateng *P

Berita Terkait