SMA WALISONGO KETANGGUNGAN, MENJADI PELESTARI ASWAJA

  • 17 May
  • dev_yandip prov jateng
  • No Comments

BREBES-Menjadi pelestari Ahlussunah wal Jamaah (Aswaja) ala Nahdlatul Ulama (NU) merupakan tekad awal mendirikan SMA Walisongo Ketanggungan, Kabupaten Brebes. Sehingga apapun aral rintangan, dihadapi dengan tenang dan ikhtiar yang berkobar demi tegaknya Aswaja di bumi Brebes.

“Para pendiri berkeyakinan melestarikan Aswaja bisa lewat pendidikan,” kata Kepala SMA Walisongo Achmad Amin saat berbincang dengan NU Online di ruang kerjanya, Selasa (16/5).

Termasuk mempertahankan jenjang pendidikan SMA, kata Amin, untuk menampung anak-anak NU agar tetap pada jalur Aswaja. Karena diyakini, di sekolah-sekolah yang bukan NU dipastikan tidak diajarkan tentang ke-NU-an dan ke-aswaja-an. Jadi walau kondisi bagaimanapun sekolah ini tidak bisa begitu saja arah dan tujuan serta visi dan misinya.

Sekolah berdiri sejak 7 Juni 1983 yang didanai dari wakaf pengurus MWC NU Ketanggungan saat itu, antara lain H Shaleh Abdullah, H Burhanudin Muhtadi, KH Muhidin dan lain-lain. Sekolah ini untuk mewadahi para siswa di Ketanggungan yang saat itu tidak ada sekolah negeri. “Untuk sekolah SMA, anak-anak Ketanggungan harus pergi ke Banjarharjo atau Tanjung, maka pengurus sepakat mendirikan SMA,” ungkapnya.

Awalnya, sekolah yang terletak di jalan jenderal sudirman 87 Ketanggungan ini menempati gedung MDA Mutaalimin Mutaalimat (MTM).

Untuk menjadi sekolah unggul dan berhaluan Aswaja, Sekolah yang memiliki luas tanah 3.565 meter persegi, luas bangunan 450 meter persegi melakukan berbagai pembiasaan. Antara lain siswa kelas XI dan XII tadarus Al Quran dengan system setor, sedangkan kelas IX menghafal surat surat pendek. Tidak hanya itu, setiap Jumat Kliwon digelar istighosah, pembacaan barzanji, serta sholat dhuha dan sholat dhuhur berjamaah.

Dengan digawangi 25 orang guru, sekolah yang memiliki 202 siswa yang terbagi dalam jurusan IPA dan IPS senantiasa meningkatkan kualitas peserta didik dan juga pendidik serta tenaga kependidikan.

Tahun ini, lanjut Amin, telah melakukan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) dengan hasil lulus 100 persen.

Amin menandaskan, bagi lulusan SMA Walisongo memiliki dua peluang yakni boleh kerja atau melanjutkan kuliah. Untuk bekerja, sekolah telah melakukan kerja sama dengan perusahaan di Malaysia diperusahaan elektronik. “Sudah ada 35 siswa SMA Walisongo yang bekerja di perusahaan Malaysia,” ujarnya.

Di SMA Walisongo juga telah dibuka UPBJJ-UT dengan berbagai jurusan yang kini telah memiliki 12 kelas. (Wasdiun).

Berita Terkait