SINERGITAS DAN KREATIFITAS PEMKAB DAN MASYARAKAT, DONGKRAK PAD KENDAL

  • 04 Apr
  • dev_yandip prov jateng
  • No Comments

KENDAL – Realisasi Pendapatan Asli Daerah ( PAD ) Kabupaten Kendal pada tahun 2016 mengalami peningkatan dibanding pada tahun sebelumnya ( 2015 ). Pada 2015, PAD yang dihasilkan sebesar Rp 239,5 milyar, sedangkan pada 2016 diraih PAD sebesar Rp 265, 3 milyar. Terdapat kenaikan sebesar Rp 25,7 milyar

Kenaikan PAD tersebut didapat dari pendapatan pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain – lain pad yang sah.

Kenaikan pendapatan tersebut menurut Bupati Kendal dr. Mirna Annisa, M.Si, usai menerima penghargaan Sindo Government Award kategori Kreatifitas Peningkatan PAD,  Senin (3/4) di Flores Room Hotel Borobudur Jakarta, merupakan hasil sinergitas Pemkab Kendal dan kreatifitas dan dorongan. Sumber – sumber yang ada digenjot naik dengan antara lain penggenjotan sejumlah sumber yang sudah ada dan atau potensi baru.

Peningkatan pendapatan dari pajak, hak guna tanah, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), pajak kendaraan, lajan parkir dan retribusi pasar. “Sektor penyumbang PAD tersebutselama ini enggak pernah digenjot pengelolaannya. Padahal peluangnya masih bisa dimaksimalkan,” terang Bupati Mirna.

Penerimaan BPHTB sebagai sumber PAD dari tahun ke tahun meningkat. Untuk terus meningkatkan pendapatan dari pajak tersebut, jajaran didorong lebih pro aktif. Dari target 10 milyar pada 2016, realisasi ternyata mencapai Rp 24,3 milyar.

Pendapatan pajak daerah yang ditarget dapat menyumbang APBD sebesar Rp. 70 milyar ternyata mampu naik menjadi Rp 84,8 milyar. Pajak daerah disumbang dari pajak hotel, restoran, hiburan, reklame hingga penerangan jalan dan lajak mineral bukan logam.

Selanjutnya retribusi daerah dari target Rp 19,2 milyar, hasilnya mencapai Rp 21,8 milyar. Hasil pengelolan kekayaan daerah yang dipisahkan realisasinya mencapai Rp 11,8 milyar. “Realisasi itu senenarnya bisa dinaikam lagi dengan upaya mengelola sektor pendapatan  itu dengan benar dan efisien,” jelas Bupati Mirna.

Sementara untuk meminimalkan dari kebocoran, PAD dari perparkiran sebetulnya bisa dimaksimalkan. Tapi kenyataannya srlama ini banyak lahan parkir tidak terkelola dengan baik sehingga hasilnya tidak masuk ke khas daerah. Dengan kata lain masih ada kebocoran dari pengelolan retribusi perparkiran. Oleh sebab itu bupati Mirna meminta Dinas Perhubungan sebagai leading sector pengelolaan parkir untuk melakukan pengawasan terhadap titik – titik parkir yang rawan terhadap pelanggaran regulasi parkir.

Hal itu dibenarkan oleh Moh Toha, ST Kepala Dinas Perhunbungan. Menurutnya, ada sefikitnya 212 titik parkir yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Kendal. Namun kenyaytaannya PAD dari parkir sangat kecil di Kendal. Yakni hanya Rp 220 juta pada 2016, sangat jauh dari target yang ditetapkan sebesar Rp. 436 juta pada tahun sebelumnya. “Padahal dari jumlah titim parlir yang ada, potensi PAD dari parkir yang bisa dihasilkan bisa Rp 4 milyar,” terangnya.

Selain sektor perparkiran, Bupati Mirna juga mengatrol PAD dari bidang pertanian, misalnya pendapatan dari Kebun Benih Padi ( KBP ) Sendang Sikucing. Tahun 2015 target PAD dari KBP sebesar Rp 650 juta, realisasi mencapai Rp 900 juta. “Artinya masih ada potensi untuk meningkat lagi,” katanya. ( heDJ / Kominfo )

 

Berita Terkait