Silat Tidak Melulu Soal Berkelahi

  • 06 Sep
  • yandip prov jateng
  • No Comments

PURBALINGGA – Pencak silat lazim kita kenal sebagai olahraga fisik yang keras karena kontak fisik mengharuskan hal tersebut. Pencak silat adalah warisan budaya leluhur asli Indonesia yang wajib dilestarikan oleh generasi penerus yang peduli dengan budaya itu. Sakralnya pencak silat di Indonesia bahkan mampu diterjemahkan dengan baik oleh para atlet yang berlaga di Asian Games beberapa saat lalu dengan menyumbang medali emas paling banyak untuk kontingen Indonesia.

Pencak silat ada beberapa macam yang salah satunya adalah Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT). Di Desa Tlahab Lor Kecamatan Karangreja, banyak yang sudah menjadi warga (sebutan untuk pegiat PSHT yang telah mencapai sabuk putih kafan) karena PSHT masuk di Desa tersebut mulai akhir tahun 90’an dan terus terjadi estafet pelestarian.

Sempat redup di pertengahan tahun 2005, kini PSHT di Desa tersebut masih bertahan dan menelurkan beberapa pendekar silat yang kerap mengikuti kejuaraan daerah. Ketua PSHT Tlahab Lor yang ditemui belum lama ini mengatakan, pihaknya memiliki tanggung jawab moral untuk terus mempertahankan keberlangsungan PSHT di Desanya agar sampai punah. Dia menandaskan, PSHT tidak selalu tentang aktivitas fisik sabung (tanding=kelahi) namun juga ada aktivitas sosial yang bisa menyeimbangkan.

“Justru kegiatan di PSHT tidak ditekankan pada bagaimana melumpuhkan lawan. Karena jika hal tersebut yang menjadi mindset kami, kami khawatir akan ada kesombongan pada diri warga PSHT. Oleh sebab itulah kami sesekali mengisi kegiatan dengan aktivitas sosial,” kata Rasimin.

Memang belum lama ini para warga PSHT Tlahab Lor yang tidak hanya dari warga tersebut mengadakan bersih Desa dan bakti sosial untuk masyarakat. Faozi, pria yang juga berprofesi sebagai anggota Polri berujar, kegiatan yang dipelopori PSHT sangat bermanfaat dan bisa mengurangi aktivitas negatif khususnya bagi para pemuda yang rentan akan pengaruh yang tidak baik.

“Saya mengikuti PSHT ini juga sekaligus untuk ikut bersama-sama para pemuda.  Kegiatan semacam ini bisa membuat pemuda berkegiatan positif sehingga gangguan kamtibmas bisa diminimalisir,” pungkasnya. (KP-4)

Berita Terkait