“Siap Manjat” Jadi Andalan Keterbukaan Informasi Publik Purbalingga

  • 09 Oct
  • yandip prov jateng
  • No Comments

PURBALINGGA – Sistem Informasi dan Pelayanan Mandiri Desa Kedungjati (Siap Manjat) menjadi andalan Pemerintah Kabupaten Purbalingga, dalam ajang penilaian keterbukaan informasi publik desa tingkat nasional.

 

Kepala Desa Kedungjati, Suwondo menyampaikan, Siap Manjat merupakan suatu akses digital, untuk memaksimalkan pelayanan dan keterbukaan informasi publik di wilayahnya.

 

“Agar semua yang berkepentingan bisa selalu checks and balance, dengan mewujudkan desa yang mandiri dalam pelayanan digital kepada masyarakat, untuk menuju desa yang transparan, akuntabel, partisipatif, dan inklusif,” ujar Suwondo, pada acara Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) dan Jambore Kader Kesehatan UPTD Puskesmas Bukateja, di lapangan Desa Kedungjati, Minggu (8/10/23).

 

Sekretaris Desa Kedungjati, Agus Yuli Pamujo, mengatakan, melalui Siap Manjat, masyarakat bisa mengakses berbagai informasi dan layanan desa. Antara lain informasi profil desa, keuangan desa, program pembangunan dan potensi desa, layanan data kependudukan dan surat keterangan, serta pemasaran produk UMKM. Aplikasi tersebut dapat diakses melalui laman https://kedungjati.id/.

 

“Sebelum memanfaatkan layanan mandiri, masyarakat harus melakukan aktivasi dulu, dengan menghubungi operator desa, untuk mendapatkan kode PIN,” ungkapnya.

 

Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi, mengapresiasi kesigapan Pemdes Kedungjati, dalam memberikan layanan publik.

 

“Siap Manjat ini adalah salah satu inovasi desa terkait dengan pengembangan teknologi informasi. Mudah-mudahan dengan di-launching-nya program ini, akan semakin meningkatkan pelayanan pemerintah desa kepada seluruh warga masyarakat kedungjati,” katanya.

 

Cek Kesehatan

Pada kesempatan yang sama, Bupati Tiwi, meminta warganya untuk rajin mengecek kesehatan mereka, sebagai bentuk deteksi dini terhadap potensi penyakit tidak menular, namun mematikan.

 

“Setelah disurvei, angka kematian penduduk Indonesia rata-rata disebabkan penyakit mematikan tapi tidak menular. Contoh penyakit jantung, tampaknya orangnya sehat tiba-tiba meninggal; begitu dicek ternyata punya riwayat penyakit jantung,” bebernya.

 

Bupati menyebut, salah satu penyebab penyakit tidak menular tetapi mematikan, seperti serangan jantung, strok, darah tinggi, kanker, adalah pengabdian masyarakat terhadap pola hidup sehat. Karenanya, masyarakat harus menerapkan program Germas, di antaranya rajin berolahraga, gemar makan buah dan sayur, istirahat yang cukup, mengurangi rokok, dan cek kesehatan secara rutin.

 

Terkait penurunan prevalensi stunting dan kasus kematian ibu dan bayi, Tiwi mengimbau para kader kesehatan untuk rutin melakukan pendampingan terhadap warga yang memiliki bayi dan ibu hamil. Pendampingan yang dimaksud adalah memastikan asupan gizi yang terpenuhi, dan kontrol kesehatan secara rutin. Masyarakat Purbalingga juga sudah bisa memanfaatkan fasilitas USG di masing-masing Puskesmas.

 

Sementara itu, Kepala Puskesmas Bukateja, Istomo Puji, mengungkapkan, kasus stunting di wilayah Puskesmas Bukateja tercatat turun dari 10 persen pada awal 2023 menjadi 5 persen pada Agustus 2023.

 

“Ini juga berkat kerja keras para kader kesehatan dan pemerintah desa, yang menyediakan PMT secara rutin,” katanya.

 

Penulis: DHS/ Kominfo Purbalingga
Editor: Tn, Diskominfo Jateng

Berita Terkait