SENI KUDA LUMPING PERLU DIJAGA KEASLIANNYA

  • 29 Mar
  • dev_yandip prov jateng
  • No Comments

TEMANGGUNG– Seni tradisional kuda lumping  perlu dilestarikan dengan menjaga  keasliannya  supaya  tetap memnarik dan tidak kehilangan ruh sebagai kesenian adiluhung.

     Sesepuh kesenian kuda lumping Mbah Gajul mengatakan, prihatin dengan seni budaya kuda lumping yang kini secara serampangan dikolaborasi dengan tarian pendet dan masuknya sosok leak. Dengan begitu  seni kuda lumping hilang keasliannya  tak lagi memiliki ciri khas sebagai  seni adiluhung warisan nenek moyang. Oleh karena itu  sebagai ungkapan rasa keprihatinan sekaligus untuk menunjukkan keaslian seniman sepuh dari lereng Gunung Sumbing Temanggung memainkan kembali pakem kuda lumping untuk memperkenalkan pada generasi muda, di Pendopo Pengayoman, kemarin.

     Menurutnya generasi tua prihatin dengan kolaborasi kesenian kuda lumping di Temanggung saat ini yang memasukkan tari pendet dan leak pada pementasan. Kolaborasi itu merusak pakem kuda lumping yang sudah dibakukan. Kuda lumping itu ada pakemnya, tidak boleh sembarangan dikolaborasi dengan kesenian lain. Nah melalui pementasan sebagai pembelajaran pada generasi muda.

     Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Woro Andijani mengemukakan ada ratusan kelompok kesenian kuda lumping di Temanggungan, namun hanya tersisa dua kelompok saja yang masih mempertahankan pakem lama. Yakni Turongggo Mudo asal Tlogomulyo dan Sri Budoyo asal Tembarak. Jaran Kepang Temanggungan memiliki identitas yang menjadi ciri khas. Yakni musik dari perangkat gamelan murni serta pemainnya yang menggunakan baju putih, rompi, dan ikat kepala. Dia berharap group-group kesenian kuda lumping bisa mempertahankan keaslian dengan tidak  latah mencampur dengan  kesenian lain.

Berita Terkait