Sendratari Babat Losari Carita Pangeran Angka Wijaya Ramaikan TMII

  • 08 Oct
  • yandip prov jateng
  • No Comments

Jakarta, Pemerintah Kabupaten Brebes menampilkan pentas seni dan budaya Sendratari Babat Losari Carita Pangeran Angka Wijaya atau Panembahan Losari, yang makamnya di Pulosaren, Losari Lor Kabupaten Brebes. Bertempat di Anjungan Jawa Tengah pangelaran tersebut mampu menarik pengunjung dan meramaikan Taman Mini Indonesia Indah (TMII).

Pangeran Losari merupakan keturunan dari Pangeran Pesarean atau Pangeran Mohammad Arifin dengan Ratu Nyawa. Panembahan Losari atau Panembahan Losari merupakan cucu dari Sunan Gunung Jati.

Memadukan konsep sendratari dengan melibatkan 3 kareografer masing-masing Yulia SSn, Mega Amelia dan Linawati, serta komposer digarap Ade Riyanto dan kawan kawan. Sendratari ini menghidupkan suasana gaya pesisiran Losari dan Brebesan. Didukung 30 penari yang merupakan anak sekolah, serta 15 pemain musik dari beberapa seniman musik di Kabupaten Brebes.

Dibawah kerja sama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten bersama Dewan Kesenian Daerah Kabupaten Brebes serta komunitas seni di Kabupaten Brebes, garapan tahun ini menampilkan ekologi budaya pesisiran utara Kabupaten Brebes, tepatnya wilayah Kecamatan Losari.

Dimulai pukul 10.00 WIB, Pementasan Sendratari Babat Losari Carita Pangeran Angka Wijaya ditampilkan sangat memukau di hadapan ratusan penonton rata-rata warga Brebes yang merantau di Jabodetabek. Mereka antara lain Komunitas Kampungku Bumiayu (KKB), Anak Rantau Asli Brebes (ARAB), Komunitas PAGAR BETIS, Paguyuban Urang Cikeusal (PUNCAK), Remojong UMKM Brebes, KPMDB dan lain-lain.

Selain pementasan juga terdapat bazaar produk unggulan Kabupaten Brebes yang diikuti UMKM binaan 5 SKPD serta komunitas masyarakat Brebes di Jabodetabek yang tergabung dalam Masigab, UMKM Remojong Brebes serta 7 organisasi lainnya.

Turut hadir Bupati Brebes Hj Idza Priyanti SE MH, Wakil Bupati Brebes Narjo SH MH, Jajaran Forkopimda, Jajaran Pemerintah Provinsi Jateng, Ketua Umum Masigab H Toto Carto SE MSi, DPRD Brebes, Sekda beserta seluruh SKPD, dan Camat Se-kabupaten Brebes di TMII. Minggu (7/10/18).

Dikisahkan terkait dengan dakwah Islam yang berasa mundur di Cirebon, Sultan Panembahan Ratu segera mengumpulkan seluruh warga keraton untuk membahas masalah ini. Maka singkat cerita ditunjuklah Pangeran Angkawijaya sebagai pengganti leluhurnya Sunan Gunung Jati mensyiarkan Islam di tlatah Cirebon.

Dipilihnya Pangeran Angkawijaya atas saran sesepuh Kraton Cirebon yakni Pangeran Wirasuta. Bergegaslah Pangeran Angkawijaya memohonkan izin dan restu kepada pinisepuh Kasultanan Cirebon: kangge ngatasi kahanan kang mrihatinaken dumateng wewengkon Kesultanan Cirebon.

Ia pun mulai melanglang buana, dimulai dari negeri Cibeo Rawaian yang saat itu diperintah oleh Nyi Mas Kirana yang sakti. Disebut dalam Caruban Nagari, Nyi Mas Kirana merupakan cucu Menjangan Wulung yang pernah membuat hura-hura di kompleks masjid Sang Cipta Rasa Kasepuhan Cirebon. Dengan baik-baik, Pangeran Angkawijaya meminta Nyi Mas Kirana meninggalkan keyakinan lama dan menganut agamajm Islam.

Upaya itu ditampik oleh Nyi Mas Kirana. Akibatnya terjadi pertempuran. Nyi Mas Kirana mengeluarkan selendang yang dikibaskan seperti badai. Atas ijin Tuhan, Pangeran Angkawijaya berhasil mengalahkan penguasa Cibeo Rawaian tersebut.

Dari Cibeo Rawaian, Angkawijaya melanjutkan ke arah Dermayu hendak menemui Arya Sela yang merupakan cucu Cuntang Barong. Arya Sela memiliki kesaktian dari tatapan matanya yang bisa membuat seseorang menjadi patung.terhadap siapa yang dipandangnya. Datanglah Pangeran Angkawijaya sembari uluk salam.

Arya Sela memandangnya dengan tajam. Tetapi ia kaget demi tamu yang ditatapnya tak ada memberi pengaruh dari kesaktian tatapannya. Dengan kata lain tamu yang datang bukan sembarangan. Keinginan Angkawijaya ditolak hingga akhirnya terjadilah perang tanding yang dimenangkan Angkawijaya.

Kemenangan demi kemenangan dan stabilitas politik kesultanan Cirebon terkendali dari keterlibatan Pangeran Angkawijaya sebagai duta kesultanan. Wilayah Ujung Kerangkeng hingga pesisir timur kesultanan Cirebon telah tunduk.

Kisah menawan dari Pangeran Angkawijaya ini hingga menyingkir ke Pulosaren akibat kekhawatiran tidak mampu menjaga hubungan Ratu Nyai Mas Gelampok isteri kakaknya yang menjadi Sultan Cirebon yang jatuh hati terhadapnya, menjadi alasan ia menyingkir.

Badan Penghubung Provinsi Jateng yang diwakili oleh Retno Palupi SE MM selaku Sub Bidang Promosi dan Informasi menyampaikan rasa terima kasih kepada Kabupaten Brebes yang selalu meriah dan support semua kegiatan yang ada di Anjungan Jawa Tengah.

“Baik dalam menampilkan duta seni, acara festival makanan, lomba pameran maupun yang mewakili Jawa Tengah, Saya sangat mengapresiasi sekali terutama kepada Bupati dan Pemetintah Kabupaten Brebes,” ujar Retno.

Maksud dilaksanakan kegiatan duta seni yaitu sebagai sarana kreatifitas seni dan budaya dengan menampilkan berbagai kesenian budaya Kabupaten Brebes. Kemudian dapat menjadikan wahana silaturahmi antara warga dengan para pejabat Kabupaten Brebes.

“Tidak hanya itu, kegiatan ini juga bertujuan sebagai promosi pariwisata Kabupaten Brebes ke kancah nasional, saat ini wisata Kabupaten Brebes telah menggeliat mencapai sekitar 48 tempat wisata” terang Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Brebes Ir Amin Budi Raharjo MSi.

Selanjutnya, Ketua Umum Masigab H Toto Carto SE Msi mengatakan ada sekitar 25 komunitas perantau warga Brebes yang ada di wilayah Jabodetabek hadir pada acara tersebut. Kesemua komunitas dibawah naungan Majelis Silaturahmi Warga Brebes (MASIGAB).

“Mempererat tali persaudaraan dan solidaritas semua komunitas merupakan peran penting komunitas dalam meningkatkan indeks pembangunan manusia di Kabupaten Brebes, kita dapat berada di barisan depan dalam menangani masalah seperti halnya anak putus sekolah dan masalah sosial lainnya,” ujar Toto.

Bupati Brebes dalam kata sambutannya menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada seluruh Komunitas maupun Paguyuban warga Brebes yang telah mendukung pagelaran seni dan budaya ini. “Karena dengan adanya kegiatan tahunan sepertti ini, kita lebih mudah bersilaturahmi dan lebih mudah membangun semangat untuk pembangunan di Kabupaten Brebes agar lebih baik lagi,” kata Idza.

“Seni dan budaya telah mendapat hati di masyarakat, mari kita beri perhatian agar terus dicintai, karena dengan seni dan budaya telah mengangkat ekonomi masyarakat Kabupaten Brebes dengan dukungan pemerintah,” tambah Idza. (BY/WSD)

Berita Terkait