Segera Izinkan Pengajian dengan Pembatasan Jemaah

  • 30 Jun
  • yandip prov jateng
  • No Comments

PURBALINGGA – Sinergi antara Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, dengan Pemerintah Kabupaten Purbalingga dinilai telah berperan besar dalam kemajuan masyarakat dan wilayah. Kontribusi keduanya bukan hanya pada bidang pendidikan agama, dan pembinaan umat, melainkan juga bidang kesehatan, sosial, dan ekonomi masyarakat.

Hal itu disampaikan Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi saat bersilaturahmi dengan para Pengurus Cabang NU dan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Purbalingga di Pendopo Dipokusumo, Sabtu dan Minggu kemarin (27 dan 28 Juni 2020). Karenanya, Pemkab Purbalingga akan terus mendorong dan memberi peluang bagi ormas tersebut untuk makin mengembangkan potensinya, di antaranya adalah mengizinkan acara pengajian dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

“Termasuk untuk kegiatan pengajian, ke depan sudah diperbolehkan kembali. Akan tetapi, kita harus selalu mematuhi protokol kesehatan, yaitu menyediakan fasilitas cuci tangan. Jemaah harus menggunakan masker,” ujar bupati yang akrab disapa Tiwi ini.

Dia mengingatkan, ada ketentuan dalam protokol kesehatan yang masih sulit ditaati oleh warga, yakni menjaga jarak aman antarindividu. Dengan jumlah jemaah pengajian mencapai ratusan bahkan ribuan, panitia acara harus bekerja ekstrakeras dan ketat. Untuk mencegah hal itu terjadi, Tiwi menyarankan agar ada pembatasan peserta.

“Padahal biasanya pengajian jumlah jemaah yang hadir mencapai ratusan bahkan ribuan (orang) . Nanti harus ada pembatasan jumlah hingga setengah atau sepertiga,” katanya.

Bupati juga berpesan agar NU dan Muhammadiyah bersama-sama membangun iklim yang kondusif, menyebarkan virus kedamaian di tengah masyarakat, khususnya menjelang dan saat Pemilihan Kepala Daerah pada 9 Desember 2020 nanti.

Ketua Pimpinan Daerah (PD) Muhammadiyah Purbalingga, Ali Sudharmo, mengatakan, Muhammadiyah senantiasa membantu pemerintah, salah satunya dalam hal peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) melalui sektor pendidikan. Ali mengatakan, Muhammadiyah Purbalingga berencana mendirikan sebuah perguruan tinggi, Politeknik Muhammadiyah, dengan Jurusan Desain Grafis dan Rekam Medik dan Farmasi.

Tak Perlu Risau

Sementara itu, saat mengukuhkan para pengurus organisasi pegiat seni Purbalingga, Mannahadh Fannan Solidarity, di Pendopo Dipokusumo, Minggu (28/6/2020), Bupati Tiwi mengungkapkan, selain acara keagamaan, Pemkab Purbalingga juga segera mengendurkan larangan penyelenggaraan kegiatan seni dan budaya. Namun, semua pihak yang terlibat di dalamnya harus disiplin menerapkan protokol kesehatan pencegahan dan penanganan Covid-19.

“Rekan-rekan seniman dan budaya di Purbalingga tidak perlu kuatir, karena dalam waktu yang tidak terlalu lama, kegiatan kemasyarakatan akan berjalan kembali seperti sediakala. Namun tetap memperhatikan protokol kesehatan,” ujarnya.

Menurut bupati, Bangsa Indonesia adalah bangsa yang berkepribadian di bidang seni dan budaya. Karenanya, anak-anak muda yang tergabung dalam organisasi Mannahadh Fannan Solidarity harus terus melestarikan seni budaya di Purbalingga, dan menjadi pelopor organisasi seni yang “nguri-uri” budaya lokal. Tiwi pun berharap para seniman tersebut turut berperan dalam pembangunan wilayah Purbalingga, dan tetap produktif dengan keterbatasan kondisi akibat pandemi Covid-19.

Sementara itu, Ketua Mannahadh Fannan Solidarity, Rinto Wibowo, mengungkapkan, organisasinya memilki 304 orang anggota yang siap bersinergi dengan pemerintah untuk membangun Purbalingga.

Penulis: Gn/Humas Purbalingga
Editor: Tn/Ul/Diskominfo Jateng

Berita Terkait