Sebulan “Nglarisi Dodolan”, Omzet Para Pedagang Naik

  • 10 Sep
  • yandip prov jateng
  • No Comments

BATANG – Progam Nglarisi Dodolan yang diluncurkan Agustus 2021 mulai menunjukkan hasilnya. Selama sebulan, omzet para pedagang bergabung dalam program tersebut mengalami kenaikan  signifikan.

Seperti yang dialami salah seorang pelaku usaha batik di Kabupaten Batang, Sulistierni. Menurutnya, sejak mengikuti Nglarisi Dodolan, omzetnya mengalami peningkatan sebesar 50 persen. Jika sebelum bergabung hanya Rp1 juta, kini meningkat menjadi Rp1,5 juta.

“Alhamdulillah saya sangat terbantu. Kemarin kami sempat berhenti total, tidak jualan. Di sini produknya diperkenalkan sama para ASN biar pada beli,” ungkapnya, saat ditemui usia berjualan di depan kantor PKK Kabupaten Batang, beberapa hari lalu.

Ditambahkan, jenis produk yang ditawarkannya relatif beragam, di antaranya kain batik cap seharga Rp80 ribu per helai hingga kain batik tulis seharga Rp1,2 juta per helai.

“Yang termurah masker bermotif hanya Rp7 ribu (per buah),” katanya.

Sebelum pandemi, imbuhnya, produk batik Sulistierni didistribusikan langsung ke pedagang pasar-pasar. Ia juga sempat memanfaatkan pemasaran daring.

“Selama pandemi tidak ada permintaan sama sekali, kemudian beralih berjualan masker karena dibutuhkan tahun lalu. Tahun ini agak berkurang, jadi omzet turun, tapi sejak gabung di Nglarisi Dodolan, alhamdulillah naik lagi,” tandasnya.

Koordinator UMKM Batang, Agus Junaedi mengatakan, kenaikan omzet juga dialami oleh para pedagang makanan. Sebanyak 200 orang pedagang yang tergabung dalam program Nglarisi Dodolan sukses meraup omzet sebanyak Rp38 juta selama sebulan.

“Program ini digelar di tiap kecamatan, namun bagi UMKM yang belum maksimal, kami akan bantu seperti di daerah Kecamatan Tulis dan Gringsing,” saat membuka lapak Nglarisi Dodolan, di depan Kantor PKK, Kabupaten Batang, beberapa hari lalu.

Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Batang, Uni Kuslantasi Wihaji, mengharapkan, agar para pelaku UMKM yang tergabung dalam program Nglarisi Dodolan, dapat mempertahankan bahkan meningkatkan jumlah konsumen, dengan cara menjaga kualitas produk.

“Jangan karena sudah laris dan yang pesan banyak, waktunya sudah terlalu padat, akhirnya kualitasnya menurun. Diupayakan ada yang mengontrol kualitas dan tampilan produk mereka supaya tetap terjaga,” imbaunya.

Ia juga mengapresiasi kebijakan pengelola program untuk mengikutsertakan  para pelaku UMKM khusus produk-produk kerajinan. Menurutnya, di tengah pandemi Covid-19, tidak banyak orang yang mau membeli produk furnitur karena dianggap bukan kebutuhan pokok. .

“Alhamdulillah tadi ada satu set meja dan kursi kayu yang laku terjual,” ujarnya.

Dibukanya lapak Nglarisi Dodolan di lingkungan Setda Batang, menjadi inovasi yang kreatif.

“Seringkali orang itu kalau sudah dipepet, inovasinya langsung muncul. Disperindag berinovasi yang baik karena produknya tertata rapi, terjual dengan laris dan ditempatkan di instansi lain dengan protokol kesehatan yang ketat,” tegasnya.

 

Penulis: Heri, MC Batang
Editor: Tn/Ul, Diskominfo Jateng

Berita Terkait