Portal Berita
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
SANTRI AL FALAH JATIROKEH NOBAR FILM PENGHIANATAN G 30 S/PKI
- 25 Sep
- dev_yandip prov jateng
- No Comments

BREBES-Lebih dari 850 santri dari Pondok Pesanteren Modern Al Falah Desa Jatirokeh Songgom nonton bareng (nobar) film Penghianatan Gerakan 30 September yang dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI). Nobar, dikandung maksud untuk memberi pemahaman kepada generasi muda bahwa Indonesia pada masa silam pernah terjadi masa kelam akibat pemberontakan G 30 S/PKI.
“Dalam film ini, kalian tidak pernah mengalami namun ada pelajaran yang berharga bahwa Indonesia pernah mendapat ujian pemberotakan setelah merdeka,” kata Pengasuh Pesantren Modern Al Falah KH Nasrudin SH saat memberi sambutan sebelum pemutaran Film, Ahad malam (24/9).
Kiai Nasrudin berharap para generasi muda tetapi berpegang teguh pada ideologi Pancasila.
Dengan ideologi, mengharuskan masyarakat Indonesia menganut salah satu agama. Paham Komunis tidak mempercayai adanya Tuhan alias Atheis dan itu bertentangan dengan Pancasila.
Demikian juga ketika Badan Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dengan anggota 9 orang dan hanya satu orang yang non muslim tetapi tidak menghendaki Indonesia sebagai Negara Islam. “Meskipun mayoritas masyarakat Indonesia beragama Islam, tetapi tidak tetap Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ujar Kiai Nasrudin yang juga mantan anggota DPR RI.
Danramil Songgom Hari Eko Cahyono dalam sambutannya menyebutkan, Indonesia selalu berada dalam ancaman dan gangguan yang berusaha menggantikan Pancasila dengan ideologi lain. Darul Islam dan Tentara Islam Indonesia (DI/TII) juga pernah melancarkan rongrongannya. Pun di gerakan separatis Republik Maluku Selatan (RMS) juga melakukan perlawanan.
Peristiwa yang dilakukan PKI, lanjut Hari, tercatat terjadi 2 kali yakni peristiwa Madiun tahun 1949, yang diketuai Muso, yang membantai para santri dan para kiyai, dan Gerakan 30 September 1965 yang menewaskan 7 Petinggi TNI dan 2 Anggota TNI lainnya.
Film G30S/PKI kali ini tidak diputar secara lengkap, tetapi sudah dilakukan pengeditan oleh Pusat Penerangan TNI dengan membuang adegan sadism.
“Sejak tahun 1998 Film G30S/PKI diberhentikan penayanganya hingga kini, pemutaran kembali kali ini dipandang penting karena film tersebut sarat dengan pelajaran yang berharga, agar tidak terulang peristiwa kelam tersebut,” ujarnya.
Terpisah, Dandim 0713 Brebes Ahmad Hadi Hariono tidak menampik adanya PKI Gaya Baru (PGB). Terbukti, beberapa waktu lalu ada pemasangan logo palu arit,dengan arti diberbagai tempat umum.
Namun, Hadi menghimbau kepada masyarakat agar jangan mudah terprovokasi oleh informasi yang tidak jelas sumber beritanya alias hoax. (wasdiun)