Portal Berita
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
Sanja Warga, Ajang Curhat Rakyat dan Pejabat
- 06 Oct
- yandip prov jateng
- No Comments

Selama beberapa tahun belakangan, hampir tidak ada sekat pemisah antara Pemkot Surakarta dan warganya. Komunikasi antara pengambil kebijakan dengan masyarakat relatif berjalan baik, tanpa hambatan yang berarti.
Bertebarannya kanal aduan yang dimiliki Pemkot, menjadikan warga leluasa menyampaikan aspirasi mereka. Pun halnya dengan sejumlah kegiatan yang mempertemukan para pengambil kebijakan dengan warga, yang tak jarang diwarnai percakapan informal antar keduanya.
Apalagi sejak Mider Praja digelar pada era kepemimpinan Joko Widodo (Jokowi), komunikasi yang mempertemukan para pejabat dengan rakyat di lapangan terus berkembang. Bahkan sejak dua tahun terakhir, Wali Kota FX Hadi Rudyatmo memilih metode tatap muka langsung dengan warga melalui kegiatan Sanja Warga.
Dalam bahasa Jawa, sanja bisa dipahami sebagai silaturahmi. Dalam pelaksanaannya, Sanja Warga memang digelar di 51 wilayah kelurahan se-Surakarta secara bergantian. Wali Kota dan Wakil Wali Kota (Wawali) Achmad Purnomo pun biasa membawa rombongan tetap, yakni seluruh kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Adapun dari pihak kelurahan, selain warga ikut pula hadir jajaran Muspika dan anggota legislatif asal daerah pemilihan (Dapil) setempat.
“Sanja Warga ini adalah cara kami untuk berkomunikasi dengan masyarakat. Baik untuk bersilaturahmi, menyerap aspirasi dari mereka, menyosialisasikan program-program pemkot, dan lain sebagainya,” jelas Wali Kota.
Alhasil, proses dialogis selalu tercipta dalam setiap Sanja Warga karena forum tersebut bak ajang curhat bagi rakyat dan pejabat. Masyarakat, perangkat wilayah maupun pemkot, selalu membahas berbagai persoalan. Termasuk masalah-masalah yang terjadi di kelurahan penyelenggara kegiatan.
Sanja Warga di Kelurahan Purwodiningratan, misalnya. Belum tuntasnya penanganan sampah di Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Kerkov merupakan salah satu masalah yang mengemuka. “Kami mohon Bapak Wali Kota dan instansi terkait lain bisa ikut menyadarkan pentingnya kerja bakti terhadap sebagian penghuni rusunawa,” pinta Lurah Purwodiningratan, Sri Retno Endah Palupi.
Menanggapi hal tersebut, Wali Kota langsung menyanggupi untuk memfasilitasi komunikasi antara perangkat kelurahan dan penghuni rusunawa. Ia juga menekankan pentingnya kebersihan dan kelestarian lingkungan, sebagai bagian dari upaya handarbeni Kota Surakarta. “Itu bagian dari lima budaya, yakni budaya hidup gotong royong, memiliki, merawat, menjaga, serta mengamankan Kota Solo dan isinya,” tegas Rudy, demikian Wali Kota biasa disapa.
Tak ketinggalan, Wali Kota ganti berpesan kepada warga untuk senantiasa merawat kerukunan dan pluralisme yang telah terbina di Kota Solo. “Kami, saya dan Pak Pur (Wawali Achmad Purnomo), juga selalu melayani panjenengan tanpa membedakan suku, agama, maupun golongan tertentu. Sebagai bangsa, kita harus menerima perbedaan itu sebagai keberagaman dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tandas Rudy.