Portal Berita
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
RUMAH MAKAN WAJIB SAJIKAN MENU BERBAHAN BERAS RAJALELE
- 18 Oct
- dev_yandip prov jateng
- No Comments


KLATEN – Pelaksana tugas (Plt) Bupati Klaten Sri Mulyani menginginkan, saat uji coba pengembangan Varietas padi Raja Lele yang dilakukan bekerjasama antara Pemerintah kabupaten Klaten dan Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) berhasil, maka semua rumah makan yang ada di Klaten wajib menyanjikan menu makananan berbahan beras Raja Lele. Hal ini dilakukan untuk mengembalikan masa kejayaan salah satu varietas padi asli Klaten yang pernah terkenal seantero Nusantara pada waktu dulu.
Keinginan tersebut disampaikan Plt Bupati Klaten pada acara Panen dan Pengenalan Galur (Calon Varietas) Unggul Padi Raja Lele Hasil Penelitian Perbaikan Varietas Kerjasama Pemkab Klaten dan BATAN di Kampung Miren Desa Gempol Kecamatan Karanganom Klaten, Selasa (17/10). Panen selain dilakukan Plt Bupati Klaten, juga pejabat BATAN Doktor Syaf Rizal, Kepala Dinas Pertanian dan sejumlah pejabat yang lain.
Menurut Sri Mulyani, berdasarkan hasil kajian yang dilakukan pengembangan Varietas Raja lele asal Klaten tersebut kini tinggal selangkah lagi bisa dinikmati. Setelah perbaikan Varietas berhasil diraih, diharapkan Klaten kembali menjadi daerah lumbung padi Jawa Tengah dan penyangga pangan Nasional.
“Untuk pemasaran produk akan dilakukan di bekas Sub terminal Delanggu yang berada di desa Karang sebagai Pusat Pasar Beras Klaten yang menjajakan beraneka produk beras lokal dan regional,” tutur Sri Mulyani.
Sementara itu, Pejabat BATAN, Syaf Rizal mengemukakan, berdasarkan pelaksanaan ujicoba perbaikan Varietas Padi Raja Lele asal Klaten yang dilakukan semenjak tahun 2013 itu, kini hasilnya bisa mulai dirasakan. Sebelumnya yang waktu tanam hingga masa panen membutuhkan waktu sekitar enam bulan berhasil diperpendek menjadi 110 hari, dan tanaman yang semula tinggi mencapai 180 CM yang berakibat mudah roboh kini tinggal sekitar 110 CM, dengan rasa dan aroma seperti induknya yang enak pulen dan wangi.
”Untuk dapat diproduuksi massal sebagai benih padi nasional, Varietas baru tersebut juga harus memiliki keunggulan tahan hama tanaman,” terang Syaf Rizal.
Dalam kesempatan itu, Kepala Desa Gempol Susanto Herlambang mengatakan, memasuki musim tanam ke tujuh uji coba Varietas Raja Lele yang dikembangkan didesanya dan kini juga dilakukan di Delanggu, Wonosari dan Polanharjo hasilnya sudah bisa dirasakan. Dalam Luas tanaman sekitar 1400 M2 produksi sebanyak 1.300 Kg Gabah Kering Giling (GKG), pecah Kulit 67 prosen dengan harga Rp. 14.000,00/ Kilogram.