Portal Berita
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
Ribuan Orang Saksikan Kirab Budaya Ruwat Bumi Parakan
- 11 Nov
- yandip prov jateng
- No Comments

TEMANGGUNG – Ribuan orang tumpah ruah ke jalan menyaksikan Kirab Budaya Ruwat Bumi Parakan, 1.000 Tumpeng dan Serah Terima Songsong Djojonegoro dalam rangka HUT ke-188 Kabupaten Temanggung. Kirab dimulai dari depan Masjid Al Barokah Jetis Parakan, didahului dengan penyerahan pataka, Rabu (9/11/2022).
Mengenakan beskap Jawa, Bupati Temanggung HM Al Khadziq bersama Eni Maulani Saragih, Ketua DPRD Yunianto dan Ratna Ardian, berjalan mengelilingi Kota Parakan. Mereka diiringi bergada prajurit dan kesenian melakukan Kirab Boyong Menoreh dan 1.000 tumpeng menuju gedung eks-Kawedanan Parakan.
Adapun rute yang dilalui adalah jalan samping dan depan Pasar Legi Parakan, Jalan Kosasih, Kemalangan, Masjid An Najah, dan berhenti di gedung eks-Kawedanan Parakan. Masyarakat pun tampak antusias menyambut kirab ini dengan memadati sepanjang jalan protokol di kota yang dahulu merupakan pusat atau ibu kota Kabupaten Menoreh ini.
Bupati HM Al Khadziq mengatakan, kirab ini merupakan bagian dari peringatan HUT ke-188 Kabupaten Temanggung dan merupakan sebuah rekonstruksi perpindahan ibu kota dari Parakan ke Kota Temanggung, yang dahulu sebelum ada perpindahan bernama Kabupaten Menoreh.
“Boyong Menoreh ini adalah perpindahan ibu kota, perpindahan pusaka-pusaka kabupaten dan para pejabat kabupaten, dari ibu kota lama di Kota Parakan ke ibu kota baru di Kota Temanggung,” katanya.
Pada kesempatan itu, bupati menyampaikan terima kasih kepada masyarakat Parakan, atas dilaksanakan Grebeg Parakan. Yaitu sebuah perayaan berisi aneka pertunjukkan seni dan budaya, dan aneka kegembiraan masyarakat untuk bersukaria merayakan ulang tahun ke-188 Temanggung.
Ia mengatakan, salah satu keunggulan dari Kota Parakan yang menjadi ciri khas adalah semua elemen masyarakat lintas agama, lintas golongan, lintas etnis, bisa bersatu bersama-sama untuk hidup berdampingan dengan sangat baik.
“Partisipasi masyarakatnya luar biasa bagus, luar biasa besar, semua segmen masyarakat, semua golongan masyarakat, semua golongan agama, semua golongan etnis, semuanya juga ikut berpartisipasi, berbaur,” katanya.
Ketua DPRD Yunianto menuturkan, Boyong Menoreh merupakan suatu peristiwa bersejarah pada tahun 1834 sampai 2022 ini. Para leluhur dulu berjuang, khususnya Kanjeng Adipati Djojonegoro sebagai bupati pertama di Temanggung. Maka, generasi saat ini harus meneruskan perjuangannya.
“Kita sebagai masyarakat ini meneruskan perjuangan beliau sampai dengan hari ini, sudah terhitung 188 tahun. Bahwa pusat pemerintahan yang dulu berada di Kota Parakan, karena suatu hal dan ini semua demi kebaikan Kanjeng Adipati Joyonegoro memindahkan ibu kota, termasuk songsong Joyonegoro dipindahkan ke Pendapa Kabupaten Temanggung,” katanya.
Penulis: MC.TMG/ary;kmf
Editor: WH/DiskominfoJtg