Portal Berita
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
Revitalisasi Rowo Jombor Tahap II Segera Dimulai
- 14 Jun
- yandip prov jateng
- No Comments
![](https://jatengprov.go.id/wp-content/uploads/2021/06/IMG-20210609-WA0005.jpg)
KLATEN – Revitalisasi Rowo Jombor, Kabupaten Klaten, terus dilakukan. Setelah pembangunan tahap I, yakni taman kuliner, pada 1 Juli mendatang, pembangunan tahap II dimulai. Prioritas pekerjaannya pada penguatan bendungan, fasilitas pedestrian jogging track, dan penataan lingkungan, termasuk warung apung dan keramba.
Saat dikonfirmasi (Senin, 14/6/2021), Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabulaten Klaten, Harjaka menyampaikan, Klaten sebagai kawasan penyangga pangan nasional bakal disokong keberadaan air Rowo Jombor. Melalui program revitalisasi, rawa seluas 198 hektare di Desa Krakitan, Bayat, Klaten itu akan dikembalikan ke fungsi dasarnya, sebagai infrastruktur irigasi guna menopang pasokan air lahan pertanian.
“Kawasan Rowo Jombor direvitalisasi untuk mengembalikan fungsi dasarnya yang sudah mengalami penurunan, baik fungsi bangunan, ekonomi maupun sosial. Di sini tampak sekali penurunan fungsi bangunan dari waduk seperti yang dulu sebagai fungsi irigasi dan pengendali banjir, namun kini sudah bergeser ke kepentingan yang lain. Sekarang Rowo Jombor menjadi objek peternakan ikan karamba, warung apung dan wisata. Harapan ke depan, Rowo Jombor dikembalikan ke fungsi semula dengan revitalisasi,” terang Harjaka.
Harjaka menerangkan, saat ini kondisi Rowo Jombor sudah banyak mengalami sedimentasi. Faktor penyebabnya sangat banyak, salah satunya karena membusuknya enceng gondok. Selain itu, keberadaan warung apung dan karamba, ditengarai menjadi faktor-faktor penting terjadinya sedimentasi dan menyebabkan elevasi atau berkurangnya cakupan luasan permukaan air.
“Tentunya juga pencemaran sampah dari air yang masuk ke rowo juga berdampak sedimen dan sampah yang luar biasa. Sehingga akan mempengaruhi volume tampungan waduk. Hal ini yang perlu dipahami masyarakat akan pentingnya revitalisasi” ungkapnya.
Ditambahkan, revitalisasi Rowo Jombor Klaten tahap II menelan anggaran Rp50 miliar, yang bersumber dari APBN melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo. Proyek akan diprioritas pada penguatan bendungan, fasilitas pedestrian jogging track, dan penataan lingkungan termasuk warung apung dan keramba.
Sementara pegiat sungai Arif Fuad Hidayat (38), warga Prambanan, Klaten saat ditemui mengaku, kondisi Rowo Jombor sudah sangat tercemar. Faktor sedimentasi, sampah, dan enceng gondok, berkontribusi terhadap penurunan kualitas kehidupan hayati Rowo Jombor.
Menurut Arif, pihaknya bersama relawan terus bergotong royong membersihkan Rowo Jombor baik itu sampah atau enceng gondok. Gerakan mereka adalah gerakan sosial saja atau kepedulian lingkungan.
“Kalau revitalisasi itu dikerjakan serius, saya yakin nilai lingkungan, sosial, dan ekonomi akan terangkat. Misalnya saja, akan adanya taman kuliner Nyi Rakit di ujung timur Rowo Jombor. Saya yakin atas dukungan banyak pihak, rawa terbesar di Klaten ini bisa menjadi destinasi wisata andalan di Kabupaten Klaten. Saya dan teman-teman relawan sungai sangat mendukung program revitalisasi ini,” harap Arif.
Penulis: Joko Priyono Dinas Kominfo Klaten
Editor: WH/Ul, DiskominfoJtg