Portal Berita
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
Ratu Kalinyamat Mampu Bangun Armada Sekelas Kapal Induk
- 27 Mar
- yandip prov jateng
- No Comments

Jepara – Dukungan Ratu Kalinyamat untuk menyandang gelar pahlawan nasional, terus menguat. Setelah dikeluarkan rekomendasi dari Bupati Ahmad Marzuqi, ditindaklanjuti dengan Seminar Regional, pada Selasa (26/03), di Hotel Aston In Semarang. Hadir dalam diskusi tersebut, Prof. Dr. Suryo Guru Besar Universitas Gajah Mada, Ketua Tim Pengusulan Prof Dr. Ratno Lukito dan pengamat Militer dan Pertahananan Connie Rahakundi Bakrie.
Dalam diskusi tersebut, Connie Rahakundini mengungkapkan, Ratu Kalinyamat merupakan panglima perang asal Jepara yang berani melawan penjajah Indonesia dari Portugis. Menurutnya, pertama tentang serangannya ke portugis dengan membuat aliansi, dia memiliki kekuatan ekonomi, politik, militer yang kuat. Dia melampaui kekuatan di jamannya. Menurutnya, Ratu Kalinyamat memiliki kejayaan pada abad ke 15. Yaitu jepara menjadi sumber kekuatan galangan, pertahanan dan perdagangan terbesar di Asia Tenggara. “Waktu itu belum ada BUMN PT PAL, atau departemen pertahanan, sudah mampu membuat industri seperti itu, dan kapalnya sudah seperti kapal perang induk Amerika yang bisa membawa 1000 prajurit,” kata dia.
Dikatakan, Ratu Kalinyamat bisa membangun kekuatan sebesar itu, karena aliansinya dengan kerajaan-kerajaan yang ada di Nusantara.”Saat ini tidak mungkin, menyiapakan peperangan dengan 40 kapal dalam dua minggu. Kalinyamat sangat konsen ke perdagangan, ancaman portugis sangat terganggu, karena banyak hal yang dilakukan Ratu Kalinyamat,” ujarnya.
Ia berharap, Ratu Kalinyamat bisa segera mendapatkan gelar Pahlawan Nasional, dan nantinya bisa menjadi semangat bangsa Indonesia. “Ratu Kalinyamat bisa jadi pahlawan nasional, ini nanti bisa membuat spirit kepada kita,” bebernya.Perkuat Sumber Primer
Sejarawan Alamsyah mengatakan, Ratu kalinyamat menajdi duta Sultan Trenggono di tahun 1546. Dalam kontek ini, eksistensinya sudah didukung oleh berbagai sumber primer. Termasuk, dalam bahasa Portugis. “Mislanya rekam perjalanan De Couto, Fernando, semuanya sudah terbukukan, dan arahnya sama,” katnya.
Terkait Jung Jepara, dan Benteng Jepara, sudah ada riset terkait rekonstruksi benteng di Jepara. Benteng ini dibangun oleh VOC, dengan menggunakan batu merah. Sedangkan relasinya, Kekuasaan Ratu Kalinyamat adalah embrio berdirinya benteng, yang dibangun oleh VOC tersebut.
Penulis Buku Ratu Kalinyamta Hadi Priyanto, mengatakan, dalam diskusi regional tersebut telah disepakati, bahwa kepahlawanan Ratu Kalinyamat, dibidang kemaritiman. Untuk pengusulan ke Kementrian Sosial, kali ini akan melibatkan penyusunan akademik dari dua perguruan tinggi UGM Yogyakarta dan UNDIP Semarang.”Dua perguruan ini yang sudah melakukan kajian Ratu Kalinyamat, beberapa tahun lalu,” katanya.
Dikatakan Hadi, dengan adanya sumber-sumber primer yang sudah didapatkan, termasuk buku dari Portugis, yang menyatakan tentang peran dan kekuasaan Ratu Kalinyamat dan dijadikan sebagai naskah akademik. “Kalau dulu kita belum ada sumber primer, hanya memakai kutipan-kutipan, saat ini sudah ada buku penunjangnya,” tutur dia.
Dari segi regulasi, setelah naskah akademik disusun oleh tim, pakar sejarah dan akademisi, akan dimintakan rekomendasi kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Selanjutnya, di tingkat provinsi akan dikaji, kemudian diusulkan kepada pemerintah pusat, melalui Kementrian Sosial. Ditargetkan, bulan April ini, naskah akademik sudah rampung, sehingga dapat digunakan untuk usulan gelar pahlawan, untuk tahun 2019. “Naskah akademik ini kunci, yang membedakan dengan sebelumnya, sekarang sudah ada sumber primer,” katanya (DiskominfoJpr/Dian).