RAPAT KOORDINASI PANGAN KABUPATEN BLORA TAHUN 2017

  • 21 Mar
  • dev_yandip prov jateng
  • No Comments

BLORA – Bupati Blora Djoko Nugroho membuka Rapat Koordinasi Pangan Kabupaten Blora Tahun 2017 di Hotel Allium Blora. Kamis, (16/03). Acara ini dihadiri oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan Jawa Tengah, Wakil Kepala Bulog Subdrive Pati, Kasdim Kodim 0721 Blora, Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Blora, Kepala Dinas/Instansi terkait, ADM Perhutani Cepu, serta undangan yang merupakan Camat, Danramil serta penyuluh pertanian se Kabupaten Blora.

 

 

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Ir Reni Miharti, M.Agr.Bus menyampaikan bahwa dari awal tahun hingga tanggal 15 Maret 2017 Kabupaten Blora telah menghasilkan serapan gabah sebanyak 3.144,55 ton dengan target sebesar 21.500 ton. Dinas Pertanian saat ini telah melakukan optimalisasi pencatatan dan pelaporan oleh mantri tani. Dengan adanya optimalisasi ini diharapkan pencatatan lahan tanam dapat dilakukan setiap hatinya sehingga pengecekan akan semakin mudah. Pertanian modern dan Integrated Farming System (IFS) juga mulai diterapkan dengan harapan dapat membantu mewujudkan ketahanan pangan di Kabupaten Blora.

 

 

Dalam sambutannya, Djoko Nugroho menyampaikan bahwa 60% masyarakat Kabupaten Blora merupakan petani dan mendapat penghasilan dari hasil pertanian. Apabila harga gabah turun maka dapat dipastikan petani merugi dan sulit untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Meski petani di Blora bagian selatan dapat melakukan panen hingga 3 kali akan tetapi selebihnya petani di Blora sangat bergantung pada curah hujan.

 

 

Musim yang buruk sangat mempengaruhi gabah yang dihasilkan oleh petani. Buruknya kualitas gabah berpengaruh pada rendahnya harga jual gabah, dan hal ini terjadi di Kabupaten Blora. Djoko Nugroho berharap Bulog dapat menyerap gabah di Kabupaten Blora yang memiliki kualitas diluar kualitas lebih banyak lagi. Sehingga gabah hasil panen petani dapat terserap dengan harga yang sesuai.

 
“Kalo kita dapat membantu petani dengan serap gabah di Blora maka bisa membantu menuntaskan kemiskinan di Blora,” ujarnya.

 

 

Dia juga menyampaikan bahwa saat ini gudang Bulog penuh dengan beras rasta sehingga tidak mampu menampung beras dari petani. Maka dari itu diharapkan beras rasta dapat segera diedarkan sehingga beras dari petani dapat masuk ke gudang Bulog dan petani tidak perlu menjualnya kepada tengkulak. Untuk gudang di Randublatung yang juga memiliki mesin pengering gabah diminta untuk dimanfaatkan oleh Bulog agar dapat membantu menampung gabah/beras dari petani.

 

 

49,06% Kabupaten Blora merupakan daerah Perhutani. Tahun ini Pemerintah Kabupaten Blora akan membangun jalan hutan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat Kabupaten Blora yang hidup di area Perhutani. Selain itu pembangunan jalan hutan juga ditujukan untuk membantu meningkatkan harga palawija.

 
“Untuk Perhutani, tahun ini kita akan bangun jalan hutan, tolong diijinkan, biar masyarakat yang ada di daerah hutan dapat lebih sejahtera dan harga palawija bisa naik,” ujarnya. (Humas Blora)

 

Berita Terkait