PURBALINGGA PERINGKAT KETIGA KASUS STUNTING PADA ANAK

  • 16 Mar
  • yandip prov jateng
  • No Comments

PURBALINGGA, INFO – Kabupaten Purbalingga saat ini berada di peringkat tiga dari 11 Kabupaten yang berada di Jawa Tengah kasus stunting pada anak. Stunting merupakan masalah kurang gizi kronis akibat pemberian makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi pada anak. Kasus stunting terjadi sejak dalam kandungan dan akan muncul saat anak berusia dua tahun.

“Dari 100 Kabupaten Prioritas Kasus Stunting di Indonesia, 11 diantaranya merupakan Kabupaten di Jawa Tengah. Dan Purbalingga masuk di peringkat 3 dari 11 Kabupaten dengan kasus stunting yang ada di Jawa Tengah setelah Kabupaten Brebes dan Pemalang,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Purbalingga, Hanung Wikantono saat membuka acara Sosialisasi dan Advokasi POPM Kecacingan Tingkat Kabupaten Purbalingga Tahun 2018 di Bale Apoeng Purbalingga, Rabu (14/3).

Di Purbalingga terdapat 10 desa yang menjadi prioritas penanggulangan stunting. 10 Desa tersebut diantaranya Desa Pelumutan Kecamatan Kemangkon, Desa Cilapar Kecamatan Kaligondang, Desa Brecek dan Desa Sempor Lor Kecamatan Kalikajar.

“Penanggulangan stunting juga dilakukan di Desa Candinata Kecamatan Kutasari, Desa Kradenan, Desa Selaganggeng dan Desa Sangkanayu di Kecamatan Mrebet, Desa Bantarbarang Kecamatan Rembang serta Desa Kalitinggar Kecamatan Padamara,” tambahnya.

Dikatakan lebih lanjut, persoalan stunting yang terjadi, indikatornya mengacu pada berat badan yang berbanding terbalik dengan usia. Stunting menyebabkan tumbuh kembang seseorang tidak sesuai dengan orang-orang seusianya.

“Tidak sekedar itu, stunting juga dapat mengakibatkan seseorang mudah sakit, berkurangnya kognitif, fungsi tubuh tidak seimbang dan postur tubuh tidak maksimal saat dewasa,” ujar Hanung.

Ia menjelaskan stunting dapat dicegah sebelum terjadi pada anak. Penanganannya menurut Hanung mulai dari gaya hidup sehat, pemberian gizi yang baik, kontrol kesehatan dan tumbuh kembang anak serta imunisasi. Yang terpenting, lanjutnya pemenuhan gizi pada 1000 hari pertama kehidupan dengan memperhatikan kecukupan gizi selama kehamilan, memberikan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif selama enam bulan, serta memberikan Makanan Pendamping ASI (MPASI) sesuai kecukupan gizi anak.

“Sedangkan bagi anak yang sudah terlanjur terkena stunting, dapat diberikan Pemberian  Makanan Tambahan (PMT),  pemulihan, stimulasi pengasuhan dan pendidikanberkelanjutan,” pungkasnya. (PI-7)

Pada 16 Maret 2018 10.22, PURBALINGGA INFO <purbalinggainfo2017@gmail.com> menulis:

Purbalingga Peringkat Ketiga Kasus Stunting Pada Anak

PURBALINGGA, INFO – Kabupaten Purbalingga saat ini berada di peringkat tiga dari 11 Kabupaten yang berada di Jawa Tengah. Hal tersebut dikatakan oleh Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Purbalingga, Hanung Wikantono saat membuka acara Sosialisasi dan Advokasi POPM Kecacingan Tingkat Kabupaten Purbalingga Tahun 2018 di Bale Apoeng Purbalingga, Rabu (14/3).

“Dari 100 Kabupaten Prioritas di Indonesia, 11 diantaranya merupakan Kabupaten di Jawa Tengah. Dan Purbalingga masuk di peringkat 3 dari 11 Kabupaten yang ada di Jawa Tengah setelah Kabupaten Brebes dan Pemalang,” kata Hanung.

Di Purbalingga sendiri terdapat 10 desa yang menjadi prioritas penanggulangan stunting. 10 Desa tersebut diantaranya Desa Pelumutan Kecamatan Kemangkon, Desa Cilapar Kecamatan Kaligondang, Desa Brecek dan Desa Sempor Lor Kecamatan Kalikajar.

“Penanggulangan stunting juga dilakukan di Desa Candinata Kecamatan Kutasari, Desa Kradenan, Desa Selaganggeng dan Desa Sangkanayu di Kecamatan Mrebet, Desa Bantarbarang Kecamatan Rembang serta Desa Kalitinggar Kecamatan Padamara,” tambahnya.

Hanung menjelaskan persoalan stunting atau pertumbuhan tidak maksimal pada anak disebabkan oleh asupan gizi yang kurang. Stunting, imbuhnya terjadi sejak dalam kandungan dan akan muncul saat anak berusia dua tahun.

“Stunting adalah masalah kurang gizi kronis akibat pemberian makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi,” papar Hanung.

Dikatakan lebih lanjut, persoalan stunting yang terjadi, indikatornya mengacu pada berat badan yang berbanding terbalik dengan usia. Stunting menyebabkan tumbuh kembang seseorang tidak sesuai dengan orang-orang seusianya.

“Tidak sekedar itu, stunting juga dapat mengakibatkan seseorang mudah sakit, berkurangnya kognitif, fungsi tubuh tidak seimbang dan postur tubuh tidak maksimal saat dewasa,” ujar Hanung.

Ia menjelaskan stunting dapat dicegah sebelum terjadi pada anak. Penanganannya menurut Hanung mulai dari gaya hidup sehat, pemberian gizi yang baik, kontrol kesehatan dan tumbuh kembang anak serta imunisasi. Yang terpenting, lanjutnya pemenuhan gizi pada 1000 hari pertama kehidupan dengan memperhatikan kecukupan gizi selama kehamilan, memberikan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif selama enam bulan, serta memberikan Makanan Pendamping ASI (MPASI) sesuai kecukupan gizi anak.

“Sedangkan bagi anak yang sudah terlanjur terkena stunting, dapat diberikan Pemberian Makanan Tambahan (PMT), pemulihan, stimulasi pengasuhan dan pendidikanberkelanjutan,” pungkasnya. (PI-7)

Berita Terkait