Prosesi Ceblok Tandur Waringin di Kirab

  • 30 Aug
  • yandip prov jateng
  • No Comments

Batang- Ratusan warga Kabupaten Batang sejak Rabu (29/8) siang, memadati alun-alun yang berada tepat di depan Rumah Dinas Bupati Batang.

Mereka berkumpul untuk menyaksikan Kirab Ceblok Tandur Waringin Pusering Batang yakni penanaman lima pohon beringin muda, guna menggantikan pohon lama yang berusia ratusan tahun, karena telah tumbang dan terbelah. Oleh Dinas PU, melalui peralatan berat, pohon yang tumbang dan terbelah itu ditegakkan kembali, dan kini tengah bersemi. Dari pangkal dan cabangnya telah tumbuh daun-daun baru, kendati tidak rimbun seperti semula.

Sebelumnya pohon beringin muda itu ditanam, telah dilakukan serangkaian prosesi ritual, antara lain, dilakukan upacara penjamasan pohon dengan penyiraman air bunga. Lalu dilanjutkan membungkus batang pohon dengan kain putih yang diikat secarik pita berwarnamerah. Prosesi ritual tersebut dilakukan oleh Bupati Wihaji dan Wakil Bupati Suyono bersama jajaran Forkopimda serta pejabat lainnya.

Tahap berikutnya, dari depan pendopo, pohon beringin muda tersebut secara simbolis diangkut dengan mobil pick-up. Di belakang mobil tampak Bupati Wihaji, Wakil Bupati Suyono, unsur Forkopimda, Sekda Naskhin, dan sejumlah Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), berjalan kaki menuju alun-alun Batang, untuk melakukan prosesi Ceblok Tandur Waringin Pusering Batang (Menanam Beringin Pusatnya Batang).

“Pohon Beringin memiliki makna simbolik sebagai pengayoman, wujud perlindungan, keagungan dan kemakmuran,”kata Wihaji usai melakukan prosesi Ceblok Tandur Waringin Pusering Batang, di alun-alun Kabupaten Batang.

Dikatakan, prosesi (ritual) Ceblok Tandur Waringin Pusering Batang yang sarat dengan nilai budaya tersebut, adalah tidak mengedepankan mistik, tetapi untuk menguri-uri (merawat dan menjaga) tradisi dan budaya Jawa.

“Prosesi ini sebagai simbol guyub rukun membangun Batang, maka kita harus nguri-uri budaya (Batang), adat dan tradisi. Bukan mistiknya, melainkan sebagai wahana promosi yang masuk dalam Kalender Wisata. Ke depan akan kita padukan dengan penjamasan tombak pusaka Abirawa yang dilakukan setiap malam satu Syuro,”papar Wihaji.

Menurut Wihaji, terkait dengan penanaman pohon beringin, ia sebelumnya sudah bermusyawarah dengan tokoh agama, tokoh budaya dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Batang, untuk melakukan regenarsi pohon beringin. Karena menurut sejarah, sebut Wihaji, alun-alun, temasuk pohon beringin yang tumbuh di tengahnya, merupakan pusat peradaban Kabupaten Batang.

Dalam kegiatan tersebut, telah dilakukan penanaman 5 pohon beringin di alun-alun Batang yang didatangkan dari Yogyakarta dan Surakarta.

“Kita tanam 5 pohon beringin yang melambangkan 5 sila dalam Pancasila, untuk mendampingi pohon (beringin) yang sudah ada,” pungkas Bupati Wihaji.

Berita Terkait