Produksi Kompos Kota Pekalongan Capai 5,1 Ton, Gratis Untuk Masyarakat Sekitar

  • 27 Jan
  • yandip prov jateng
  • No Comments

Kota Pekalongan – Produksi kompos dari Kota Pekalongan mencapai sekitar 5,1 ton per bulan yang dibagikan secara gratis bagi masyarakat Kota Pekalongan sekitar. Demikian disampaikan Abdul Mukti selaku Koordinator Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, dan Recycle (TPS-3R) Kota Pekalongan saat dikonfirmasi di gudang penyimpanan Rumah Kompos Kota Pekalongan milik Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat, Kamis (23/1/2020).

Abdul menyampaikan bahwa selama ini proses produksi hingga pendistribusian pengelolaan bahan baku sampah organik menjadi kompos dari TPS3R Kota Pekalongan yang dikirim ke gudang berjalan lancar. Proses pendistribusian tersebut rutin dilaksanakan pada Hari Rabu.

“Saat ini telah ada 51 orang pegawai TPS-3R yang berkewajiban mengirim olahan bahan baku sampah organik menjadi kompos. Mereka wajib mengirim ke gudang per orang 1 kwintal per bulannya. Sehingga, produksi kompos Kota Pekalongan yang masuk ke gudang setiap bulannya bisa sampai 5,1 ton,” ucap Abdul.

Kompos yang dihasilkan, lanjut Abdul, tidak akan diperjualbelikan tetapi bisa dimanfaatkan oleh masyarakat Kota Pekalongan guna meningkatkan kualitas tanah di lingkungan masing-masing. Terlebih saat ini sudah ada beberapa wilayah yang mendeklarasikan diri sebagai kampung penghijauan. Kendati demikian, kata Abdul, saat ini sebagian besar kompos yang diproduksi tersebut baru dimanfaatkan secara terbatas.

“Kompos dibagikan secara gratis kepada masyarakat baik dari lingkup RT/RW, LPM/BKM, Kelurahan, sekolah dan sebagainya yang penting bukan perorangan dengan syarat mengajukan surat permintaan ke DLH terlebih dahulu. Setelah di acc oleh Kadin DLH, bisa kami layani dan distribusikan gratis,” terang Abdul.

Abdul memastikan kualitas pupuk kompos yang dihasilkan Rumah Kompos Kota Pekalongan cukup baik karena sudah diujicobakan untuk perawatan taman dan ruang terbuka hijau publik.

“Proses pengolahan sampah hingga menghasilkan kompos membutuhkan waktu sekitar tiga pekan. Setelahnya, kompos baru bisa dimanfaatkan untuk membantu menyuburkan tanah,” kata Abdul.

Sebelumnya, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Pekalongan, Dra. Purwanti mengatakan, pembuatan pupuk kompos menjadi salah satu upaya untuk mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kota Pekalongan.

“Tercatat 104 ton sampah dihasilkan setiap harinya oleh masyarakat khususnya sampah rumah tangga. Jika masyarakat telah sadar akan pengelolaan sampah tersebut, dengan menerapkan pemilahan sampah, sampah anorganik dapat didaur ulang menjadi barang yang bernilai jual tinggi, sementara sampah organik bisa diolah menjadi pupuk kompos yang dapat digunakan untuk menyuburkan tanaman, lingkungan menjadi asri, sehat, dan bebas sampah. Sehingga, volume atau beban sampah di TPA Kota Pekalongan dapat semakin berkurang,” jelas Purwanti.

(Tim Komunikasi Publik Dinkominfo Kota Pekalongan)

Berita Terkait