PRAJURIT SATGAS TMMD BAJAK SAWAH DENGAN KERBAU

  • 12 Apr
  • yandip prov jateng
  • No Comments

PURBALINGGA– Serka Widyo Basi Bhakti TNI Komando Distrik Militer (Kodim) 0702/Purbalingga salah satu prajurit satgas Tentara Manunggal Masuk Desa (TMMD) Reguler Ke 101 turut serta membajak sawah milik warga Desa Karangjambu menggunakan kerbau. Di sela-sela tugasnya membangun sasaran TMMD, ia ikut andil dalam pendampingan pertanian di lokasi TMMD.

“Seperti yang disampaikan Dandim 0702/Purbalingga Letkol Inf. Andi Bagus tentang tugas-tugas TNI dallam mensukseskan swasembada pangan, ia pun mengintruksikan agar para Babinsa yang tergabung dalam Satgas melakukan pendampingan pertanian sebagai tugas tambahan,” kata Serka Widyo saat ditemui di area persawahan warga Desa Karangjambu, Minggu (8/4).

Kegiatan membajak sawah yang dilakukan menggunakan alat tradisional masih dilakukan para petani di Desa Karangjambu, warga setempat biasa menyebutnya nyingkal atau membajak sawah dengan kerbau. Para petani Desa Karangjambu sebagian besar masih membajak sawah dengan alat tradisional.

“Meski tidak semua petani melakukannya, namun alat bajak menggunakan kerbau ini masih menjadi andalan pengerjaan lahan pertanian sebelum ditanami padi,” ujarnya.

Menurut Serka Widyo, kondisi geografis daerah Desa Karangjambu yang berada di dataran tinggi membuat sejumlah petani enggan menggunakan traktor karena mereka kesulitan jika harus membawa traktor ke persawahan mereka.

“Sebagian kondisi areal persawahan berada di lembah-lembah gunung, membuat sebagian petani kesulitan jika harus menaik turunkan traktor ke sawah, jadi mereka lebih memilih menggunakan kerbau untuk membajak sawah,” tuturnya.

Membajak sawah menggunakan kerbau ternyata mendorong Serka Widyo untuk terjun langsung ke sawah dan memegang kendali kerbau untuk membajak sawah. Menggunakan bajak tradisional, tuturnya dinilai cukup efektif untuk mengerjakan lahan persawahan sebelum ditanami padi.

“Para petani setempat juga menilai bajak tradisional cukup dalam menancap dan membalik tanah dibandingkan dengan bajak mesin, terlebih di beberapa areal persawahan di Desa Karangjambu sering dijumpai batu, sehingga rawan jika menggunakan gigi bajak bermesin,” lanjut Serka Widyo.

Kondisi demikian memang cukup klasik, imbuhnya penggunaan bajak tradisional memang harus dilakukan dengan sabar dan telaten. Namun, hal tersebut tidaklah menyurutkan semangat Serka Widyo untuk membantu para petani di sekitar lokasi TMMD.

“Saya senang bisa membantu warga desa di sini menyelesaikan pekerjaan mereka, semoga apa yang kami lakukan walaupun sedikit dapat bermanfaat untuk warga setempat,” ungkapnya. (PI-7)

Berita Terkait