Portal Berita
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
Petani Karamba WKO Wilayah Boyolali Budidaya Ikan Mas dan Patin
- 30 Jan
- yandip prov jateng
- No Comments

BOYOLALI – Air melimpah di Waduk Kedungombo (WKO), dimanfaatkan warga masyarakat Dukuh Bulu; Desa Wonoharjo; Kecamatan Kemusu untuk membudidayakan ikan. Budidaya dengan sistem karamba apung tersebut dimulai sekitar tahun 2004 ini saat ini terdapat lebih kurang 700 petak karamba. Sekitar 70 warga setempat tergabung dalam kelompok Dobro yang diketuai Kardiyo membudidayakan ikan di waduk yang memiliki luas 6.576 hektare dan berada di tiga wilayah, yakni Kabupaten Boyolali, Grobogan dan Sragen ini.”Karamba mulai produksi banyak sekitar tahun 2004. Sebelum 2004 masyarakat memanfaatkan air Kedungombo dengan produksi ikan tawes. Sekarang ada 70 petani khususnya dukuh Bulu, dengan karamba kemarin kita hitung hingga 700 petak dan yang dipelihara disini khususnya ikan emas, patin dan lele,” terang Kardiyo saat ditemuai di karamba miliknya pada Selasa (29/1).
Dilanjutkan Kardiyo, saat ini pihaknya mampu memanen ikan setiap hari. Jika dikalkulasi bisa mencapai 12 ton setiap minggu. Adapun untuk harga jual pihaknya memberi patokan ikan nila seharga Rp 25 ribu per kilogram (kg), ikan mas Rp 23 ribu, ikan patin pasar belum mengenal masih sekitar Rp 16 ribu yang dikirim ke berbagai wilayah.”Pemasaran tidak susah, pedagang datang sendiri dan pengiriman bisa sampai Jawa Timur dan Jakarta. Setiap malam kirim ke Solo kirim 2 ton. Sementara ikan mas ke Jogjakarta, Semarang, Jawa Timur bagian barat,” imbuh Kardiyo.
Seperti diketahui WKO sangat potensial untuk kegiatan wisata. Sejumlah objek wisata dapat dinikmati bersama rekan kerja atau keluarga usai melepas penat setelah beraktifitas selama sepekan. Pengunjung bisa merasakan kuliner khas warung apung dengan menu ikan bakar maupun goring atau menu lain. Pada setiap akhir pekan atau hari libur wisata kuliner warung apung yang sudah berdiri 8 tahun ini bisa dikunjungi lebih dari 2 ribu orang setiap hari.”Wonoharjo layak menjadi wisata. Untuk kuliner harga terjangkau,” jelas Kardiyo.
Meski begitu, bersama kelompoknya, Kardiyo berharap pemerintah membantu dalam penyediaan bibit ikan terlebih dalam siklus iklim yang kurang menentu.”Memperhatikan siklus musim, kita terlambat untuk mencari bibit. Kita berharap pemerintah melalui dinas perikanan bagaimana caranya pasar waktunya kesulitan bibit bisa membantu kita sebagai petani,” harap Kardiyo.