Portal Berita
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
PESONA PUNCAK GUNUNG WAYANG DI DESA SOMOLETER
- 10 Apr
- yandip prov jateng
- No Comments


PURWOREJO-Bakal Dihiasi Tugu Durian Tertinggi, Tawarkan Bentang Alam Empat Kabupaten
Wilayah pegunungan dan perbukitan Kecamatan Bruno yang berada di ujung barat laut Kabupaten Purworejo menyimpan beragam potensi wisata mempesona. Salah satunya adalah perbukitan Gunung Wayang di Desa Somoleter.
Di puncak gunung itu, pecinta wisata alam dapat menikmati eksotisme bentang alam 4 kabupaten, yakni Purworejo, Kebumen, Wonosobo, dan Magelang.
Puncak Gunung Wayang berada di ketinggian 560 Mdpl. Terbit dan tenggelamnya matahari sangat memikat dilihat dari puncak ini.
Pengunjung dapat memandang 4 gunung
langsung, yakni Sindoro, Sumbing, Merbabu, dan Merapi. Diapit 4 wilayah kabupaten, hamparan alam dan samudera selatan tampak bagai primadani saat cuaca cerah.
Di sebelah timur lereng Gunung Wayang terdapat Batu Putih unik yang menjulang. Suasana asri hutan pinus dan pohon durian di sekitarnya menjadikan lokasi ini layak dikunjungi.
Gunung Wayang belum dibuka sebagai lokasi wisata secara resmi memang. Namun, banyak wisatawan dari berbagai daerah yang telah menyambanginya.
“Banyak rombongan yang sudah datang dari luar kota, seperti Jogja, Kebumen, dan daerah lain. Kalau orang kota itu pasti betah karena tempatnya asri, udaranya sejuk, dan sinyalnya juga bagus disini,” kata Kepala Desa (Kades) Somoleter, Wagino, saat meninjau lokasi bersama sejumlah tokoh Karang Taruna anggota Polsek Bruno, dan Polisi Hutan.
Adanya perkembangan pesat sejumlah destinasi wisata di Kecamatan Bruno, seperti Curug Gunung Putri, Curug Kyai Kate Curug Muncar, dan Bukit Sigendol, menjadikan Pemerintah Desa (Pemdes) Somoleter tergerak mengembangkan Gunung Wayang. Dalam waktu dekat, lokasi itu akan disulap menjadi destinasi wisata unggulan Purworejo.
“Kami telah melakukan survai dan pertemuan antara Pemdes, BPD, RPH, Pokdarwis, Karang Taruna, dan sejumlah warga untuk merumuskan pembangunan wisata dan telah disepakati dalam Musrenbang. Anggaran melalui dana desa sudah muncul dan dalam bulan ini kita mulai bergerak,” jelasnya.
Menurut Wagino, banyak potensi yang dapat digarap disekitarnya, seperti watu tumpang, goa kera putih, watu payung, dan curug. Nantinya akan dibangun berbagai fasilitas wisata di atas lahan milik Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Kedu Selatan seluas 40 hektare itu. Objek wisata alam itu juga akan dilengkapi wisata kuliner, home stay, dan argowisata.
Sebagai desa yang dikenal sebagai sentra penghasil buah durian, ikon berupa tugu durian tinggi akan menjadi primadona puncak Gunung Wayang.
“Mungkin tugu durian akan menjadi tugu durian yang tertingi di Indonesia, atau bahkan didunia, karena saya cari google itu belum ada. Di puncak ini juga akan kita buat kebun durian sehingga wisatawan bisa langsung memetik,” paparnya.
Akses menuju lokasi wisata ini terbilang mudah. Dari pusat Kecamatan Bruno, hanya butuh waktu sekitar 30 menit sampai di Somoleter dengan akses jalan aspal yang lumayan mulus. Setelah jalan tanah sekitar lokasi ditata nanti, pengunjung dapat naik ke puncak dengan jarak yang tidak jauh.
“Kalau dari pusat Kabupaten, Somoleter ini berjarak sekitar 37 Kilometer. Dan dapat ditempuh dengan mudah karena bisa lewat jalan tembus Winong, selain lewat jalan provinsi yang menghubungkan Purworejo dengan Wonosobo,” sebutnya.
Wagino optimas dapat membuka destinasi wisata itu. Untuk merealisasikannya, pihaknya telah beberapa kali konsultasi dengan ahli pariwisata.
“Kami membuka diri kalau ada yang ingin investasi, misalnya villa atau fasilitas lainnya, karena disini berpotensi sekali,” ungkapnya.
Petugas Polisi Hutan RPH Bruno, Trianto, membenarkan adanya rencana pembangunan objek wisata itu. Sejauh ini pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Sumobagio Desa Somoleter.
“Perhutani akan menyediakan tempat, silahkan nanti mengajukan proposal permohonan wisata. Seperti di beberapa desa yang lain sudah mengajukan proposal dan sudah ada MoU antara bupati dengan administratur,” katanya.
Menurutnya, tanah di sekitar Gunung Wayang merupakan tanah mapan, tidak mudah longsor, dan aman untuk pengunjung. Kondisi itu terlihat dari tumbuhnya ribuan pohon pinus sebagai penyangga bukit.
“Keasrian alamnya masih sangat terjaga. Kalau siang hari udaranya sangat sejuk dan nyaman. Sebagai wisata edukasi, pengunjung juga bisa melihat langsung proses penyadapan getah pinus,” pungkas Trianto.