PERSIAPAN PEMBUATAN MUSEUM DI BANJAREJO

  • 14 Jul
  • dev_yandip prov jateng
  • No Comments

GROBOGAN-Harapan berdirinya sebuah museum di Desa Banjarejo, Kecamatan Gabus tampaknya makin mendekati kenyataan. Hal itu berdasarkan pernyataan dari Bupati Grobogan Sri Sumarni saat menerima kedatangan Kepala Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran Sukronedi dan rombongan tim ahli purbakala di ruang kerjanya, Selasa (11/7/2017). Tim ahli ini datang ke Grobogan dalam rangka melakukan kegiatan penyelamatan temuan fosil stegodon di Banjarejo.

“Penemuan benda purbakala dan cagar budaya di Banjarejo sudah tambah banyak. Masalah pembuatan museum harus segera dipersiapkan oleh dinas terkait. Nanti kami minta dari Sangiran untuk ikut membantu mekanisme pendirian museum disana,” ungkap bupati.

Selain dari BPSMP, ada perwakilan instansi lain yang ikut bertemu dengan Sri Sumarni. Antara lain, dariBalai Arkeologi Yogyakarta, Balai Konservasi Borobudur, Balai Pelestarian Cagar Budaya Jateng dan Dinas Kebudayaan Jateng. Hadir pula, Kepala Disporabudpar Grobogan Karsono, Kepala Bappeda Anang Armunanto dan Kades Banjarejo Ahmad Taufik.

“Saat ini, koleksi benda bersejarah untuk sementara ada di rumah Pak Kadesnya. Lama-lama pasti rumahnya tidak muat menampung. Untuk itu, butuh tempat penyimpanan yang lebih representatif. Salah satu persiapan yang perlu dilakukan adalah menyediakan tanahnya dulu dan setelah itu baru dipersiapkan pembuatan gedungnya,” tegas mantan Ketua DPRD Grobogan itu.

Kepala BPSMP Sangiran Sukronedi menyambut baik rencana pembuatan museum tersebut. Sebab, potensi benda bersejarah di Banjarejo dinilai luar biasa. Selain, benda peninggalan masa lalu (cagar budaya), banyak pula penemuan benda purbakala.

“Potensi di Banjarejo cukup lengkap. Jadi sangat layak kalau didirikan sebuah museum disana. Kami dari BPSMP Sangiran tentunya akan memberikan dukungan semaksimal mungkin,” jelasnya.

Lebih lanjut Sukron menyatakan, proses pendirian Museum Sangiran juga dilakukan cukup panjang. Berawal dari penemuan-penemuan benda purba sejak tahun 1934 yang disimpan di rumah kepala desa. Setelah banyak baru dibuatkan tempat tersendiri dan akhirnya didirikan sebuah museum. Kemudian, pada tahun 2007 museum itu dirombak total dan dibangun sangat besar seperti yang terlihat saat ini. DNA

 

Berita Terkait