Portal Berita
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
Permukaan Tanah Turun, Ini Upaya Pemkab Pekalongan
- 25 Feb
- yandip prov jateng
- No Comments
KAJEN – Fenomena terjadinya penurunan permukaan tanah atau land subsidence di daerah pesisir pantai utara (Pantura) seperti di Pekalongan, membuat pemerintah daerah setempat melakukan berbagai upaya. Di antaranya, melakukan koordinasi dengan pemerintah provinsi, pusat, serta lembaga terkait.
Bupati Pekalongan Asip Kholbihi, menjelaskan pihaknya terus melakukan kerja sama dengan lembaga terkait untuk percepatan penanganan penurunan permukaan tanah itu.
“Pemkab kerja sama dengan pemprov, pemerintah pusat, bahkan dengan lembaga dewan air Belanda, kemudian Rotterdam University juga melakukan kajian sekaligus upaya-upaya untuk mengatasi land subsidence, rob, dan yang baru adalah banjir,” terangnya, saat meninjau langsung lokasi banjir di Kecamatan Wonokerto, Kabupaten Pekalongan, Selasa (23/2/2021) sore.
Menurutnya, wilayah Kabupaten Pekalongan yang diprediksi mengalami penurunan permukaan air tanah lebih cepat, terjadi kemungkinan akibat eksploitasi sumber air tanah. Namun, bupati memastikan upaya-upaya untuk merevitalisasi tetap berjalan.
Pihaknya mewaspadai adanya penurunan tanah yang bisa mencapai 15-20 cm. Pemkab Pekalongan sudah menganjurkan agar moratorium air tanah segera dilakukan. Sementara untuk penataan kawasan rob daerah Wonokerto dan sekitarnya, dia menjelaskan sampai saat ini penataannya belum selesai.
“Jadi kita awalnya konsentrasi mengatasi persoalan rob yang terjadi sejak tahun 2008. Secara teori, terjadi land subsidence yang bisa sampai 15-20 cm per tahun. Ini harus diwaspadai, dan pemkab sudah menganjurkan agar moratorium kaitan dengan air tanah segera dilakukan. Karena izinnya ada di provinsi,” ucapnya.
Asip meninjau langsung titik banjir dengan menyisir Kecamatan Wonokerto mulai dari Desa Api-api, kemudian ke Pecakaran dan juga mengecek pompa. Di dalam Rumah Pompa Pecakaran, Asip menemukan satu dari tiga unit pompa mengalami kerusakan. Hal tersebut mengakibatkan terganggunya aliran air dari long storage atau bangunan penahan aliran air dari sungai, kanal, atau parit, ke Sungai Sengkarang. Ia mengaku sudah menghubungi pihak terkait untuk melakukan perbaikan.
“Long storage ini diharapkan mampu menampung air hujan yang menggenangi pemukiman. Selain itu, hari ini pemkab juga sudah menyediakan pompa untuk membantu mengurangi genangan air yang ada di pemukiman,” sambung Asip.
Sementara untuk penataan kawasan rob daerah Wonokerto dan sekitarnya, dia menjelaskan penataannya belum selesai. Saat ini, skema pembangunan tanggul penahan rob belum selesai. Pemkab pun terpaksa membobol Pintu Sungai Mrican yang merupakan satu-satunya sungai yang menjadi muara dari seluruh aliran sungai kecil di Kecamatan Wonokerto.
“Setelah kita bobol alhamdulilah debit air dua hari ini bisa turun sampai hampir 25 cm. Tapi kita juga harus waspada karena pintu ini nanti akan berfungsi untuk menahan ketika nanti air rob sudah mulai tinggi tentu kita harus tutup,” imbuhnya.
Asip juga menuturkan, infrastruktur penanggulangan rob dan banjir akan terus dikebut untuk mencegah bencana serupa terjadi lagi.
“Banjir ini tidak seperti rob yang tahunan, banjir terjadi berkala ketika curah hujan ekstrim seperti sekarang ini. Insya Allah nanti kalau infrastruktur penanggulangan rob yang terintegrasikan dengan penanggulangan banjir ini sudah paripurna, banjir yang seperti sekarang tidak akan terjadi lagi,” harapnya.
Penulis : Didik, Humas Dinkominfo Kab. Pekalongan
Editor : Rk, Diskominfo Jateng