Peringati Hari Jadi ke-19, Museum Batik Kota Pekalongan Pamerkan Karya Maestro Pembatik

  • 26 Jul
  • Yandip Prov Jateng (1)
  • No Comments

KOTA PEKALONGAN – Berbagai karya maestro pembatik dari beberapa wilayah Indonesia dipamerkan di Museum Batik, dalam rangka perayaan hari jadi ke-19 museum yang berada di Kota Pekalongan tersebut.

 

Lembaran kain berbatik dengan berbagai motif tersebut dapat dinikmati pengujung, pada 24 Juli-15 Agustus 2025.

 

Wakil Wali Kota Pekalongan, Balgis Diab, menyampaikan kebanggaannya terhadap acara tersebut.

 

“Alhamdulillah, di usia Museum Batik yang ke-19 ini bisa menampilkan karya-karya terbaik dari para maestro batik dari seluruh Indonesia, khususnya dari wilayah Pulau Jawa. Pameran kali ini berbeda karena mengangkat tema Titi Larasing Rasa yang menyatukan lintas generasi dan lintas daerah,” tuturnya saat membuka acara pameran yang bertajuk Mbabar Mustiko, Kamis (24/7/2025).

 

Balqis mengajak masyarakat Kota Pekalongan dan seluruh Indonesia untuk meluangkan waktu mengunjungi pameran tersebut. Menurutnya, pameran menjadi ruang apresiasi sekaligus ruang kontemplasi untuk lebih memahami filosofi batik sebagai cerminan kearifan lokal yang sarat makna.

 

“Harapannya, melalui pameran ini, kita tidak hanya memberikan apresiasi, tetapi juga mengundang masyarakat untuk memahami dan meresapi batik sebagai cermin kebijaksanaan lokal. Di tengah arus digitalisasi, kita ingin batik tetap hidup, relevan, dan lestari hingga generasi emas mendatang,” tandasnya.

 

Lebih lanjut, ia menekankan peran penting Museum Batik Kota Pekalongan dalam perjalanan sejarah pengakuan batik oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), sebagai warisan budaya dunia.

 

“Kiprah Museum Batik luar biasa. Pengakuan batik oleh UNESCO diawali dari Museum Batik Pekalongan. Museum Batik Pekalongan memiliki banyak keunikan karena tidak hanya menyimpan koleksi, tapi juga menjadi rumah bagi para maestro batik terbaik di Indonesia,” tuturnya.

 

Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga (Dinparbudpora) setempat, Sabaryo Pramono, mengungkapkan, museum batik telah menunjukkan komitmennya dalam melestarikan, mengembangkan, dan mengedukasi masyarakat tentang batik.

 

“Harapannya, tanggung jawab museum dalam pelestarian, pengembangan, dan edukasi batik kepada masyarakat bisa terus terwujud dengan baik, mengingat batik adalah warisan budaya yang telah diakui oleh UNESCO,” terangnya.

 

Sebagai informasi, kain batik yang dipamerkan oleh pengelola Museum Batik adalah milik 16 orang kolektor yang berasal dari Kota Pekalongan, Kabupaten Pekalongan, Cirebon, dan Yogyakarta dan beragam lomba untuk pelajar.

 

Penulis: Dian, Tim Liputan Dinkominfo Kota Pekalongan
Editor: Tn, Diskominfo Jateng

Berita Terkait