PERINGATAN NUZULUL QUR’AN SEBAGAI BAHAN INTROSPEKSI DAN INTROPROSPEKTIF

  • 12 Jun
  • dev_yandip prov jateng
  • No Comments

PURBALINGGA-Setiap kali kita melaksanakan ibadah Puasa di bulan Ramadhan, maka di bulan tersebut kita juga memperingati Nuzulul Qur’an, karena di bulan Ramadhan itulah Al Qur’an diturunkan. Dua hal yang harus diperhatikan setiap kali kita memperingati hari besar Islam, yaitu sebagai bahan Introspeksi dan Introprospektif. “Introspeksi maksudnya sebagai bahan perenungan sudah sejauh mana kita membaca, menghafalkan dan mengamalkan isi kandungan Al Quran dalam aplikasi kehidupan sehari-hari. Sedang Introprospektif maksudnya bagaimana menuju masa depannya,” ujar Bupati Tasdi saat menyampaikan sambutan pada saat peringatan Nuzulul Qur’an di Pendopo Dipokusumo, Minggu (11/6).

Selain sebagai Mukjizat tutur Bupati Al Qur’an juga sebagai petunjuk (al huda) manusia dalam mengarungi kehidupan di dunia agar selamat di akherat kelak. Al Qur’an juga sebagai pembeda (al furqon) yaitu pembeda mana yang hak dan mana yang bathil, serta Qur’an sebagai penjelas atas segala sesuatu. “Kalau kita semua bekerja dalam kehidupan mengacu dan berlandaskan pada Al Qur’an, maka rahmat Allah akan kita dapatkan di dunia,” ungkap Bupati.

Penceramah Nuzulul Qur’an yaitu KH. Drs. H. Akhmad Kifni dari Purwokerto, dalam kesempatan tersebut Akhmad Kifni menguraikan mengenai 7 ayat Al Qur’an yang dijadikan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat. Dalam Surat Al A’rof ayat 96 Allah SWT. berjanji akan menurunkan keberkahan yang datangnya dari langit dan tumbuh dibumi. Apabila masyarakat Purbalingga beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT maka tidak mustahil keberkahan akan segera tiba. Purbalingga kemarin sudah melaksanakan Sholat Tahajud, Makan Sahur dan Sholat Subuh Berjama’ah yang diikuti lebih dari delapan ribu ASN dan Kepala Desa beserta Perangkatnya, Insya Allah Rahmat Allah akan diturunkan ke Purbalingga.  

Kuatkan Ikatan Persaudaraan, lanjut Kifni agar sesama ummat Islam dalam menghadapi perbedaan dalam hal beribadah jangan dipertajam, apalagi sampai menimbulkan pertengkaran. Perbedaan adalah rahmat jangan sampai menimbulkan perpecahan. “Berbeda boleh bertengkar jangan, berbeda Yes bertengkar No,”tutur Kifni Dai asal Purwokerto.

Selanjutnya mendudukan manusia agar sama derajatnya sebagaimana tertera dalam Surat Al Hujarat ayat 13 agar sesama manusia saling menghormati dan menyayangi, yang muda menghormati yang tua, yang tua menyayangi yang muda. Pimpinan yang keliru wajib untuk diingatkan namun dengan cara yang bijak. Al Qur’an juga memberikan landasan mengenai Keadilan sebagaimana hal ini tertera dalam surat An-Nahl ayat 90, menguraikan mengenai pengertian Adil yaitu meletakkan pada tempatnya

Tolong-menolong lanjut Kifni dasarnya Al Maidah ayat 2, Bermusyawarahlah dalam menghadapi berbagai macam persoalan sebagaimana hal ini tertera dalam surat As-Syura ayat 38, tidak ada perkara yang sulit kalau mau didialogkan, Nabi mengajarkan apabila kita menghadapi permasalahan untuk dimusyawarahkan terlebih dahulu, uraian terakhirnya yaitu membentuk masyarakat yang berkeseimbangan sebagaimana disebutkan dalam surat Al Baqarah ayat 201 dan Al Qashas ayat 77.

Peringatan Nuzulul Qur’an ini dihadiri oleh Forkopimda, Para Pejabat di Jajaran Pemda serta kaum muslimin dan muslimat Purbalingga dengan temaDengan Nuzulul Qur’an Kita Jadikan Al Qur’an Sebagai Rahmat dalam Berbangsa, Bernegara dan Bermasyarakat. Kifni juga berharap agar Indonesia khususnya Purbalingga dapat mewujudkan sebagaimana dalam Surat Saba ayat 15 yaitu Baldatun Toyyoibatun Waroffun Ghofur, Purbalingga yang gemah ripah loh jinawi tata tentrem kerta raharja, semoga. (BS).

Berita Terkait