PERERAT SILATURAHMI, BUPATI KLATEN GELAR PENGAJIAN RUTIN

  • 05 Mar
  • yandip prov jateng
  • No Comments

KLATEN – Dalam rangka mempererat tali silaturahmi anatar Tokoh Agama, tokoh masyarakat, dan Aparatur Sipil negara (ASN) Kabupaten Klaten, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten gelar pengajian akbar di Rumah Dinas Bupati Klaten, Jalan Pemuda Selatan, Jumat Malam (02/03).

Dihadiri sekitar 600 tamu undangan pengajian tersebut menghadirkan pembicara Ustadz Wijayanto dari Yogyakarta.

Bupati Klaten, Sri Mulyani dalam sambutannya mengatakan Kegiatan ini sebagai salah satu cara untuk menjaga tali silaturahmi antar elemen.

“Adanya kerukunan menjadi modal besar kita dalam membangun Klaten, hasilnya nanti bisa mewujudkan masyarakat Klaten yang makmur dan sejahtera,” tuturnya.

Bukan hanya pengajian rutin, untuk tetap menjaga tali silaturahmi atar lini terutama ASN, tahun ini Bupati Klaten juga mengagendakan Sholat subuh berjamaah yang jatuh setiap Minggu legi.

Pada kesempatan tersebut Ustadz Wijayanto mengajak hadirin untuk mengingat kematian. Dikatakan, pertama, kematian tidak terkait dengan usia. Kematian mendadak justru sering menimpa para remaja karena kecelakaan, overdosis obat terlarang, aborsi dan lainnya. Kedua, kematian juga tidak selalu disebabkan karena sakit. Ada yang sedang berolahraga dan terlihat segar bugar, tiba-tiba meninggal di lapangan.

Ada pula dokter muda yang sangat paham hidup sehat, meninggal pada usia 36 tahun karena jatuh di kamar mandi. “Banyak juga yang meninggal karena tabrakan. Sayang di zaman sekarang ini orang yang penting ambil foto dan upload dulu, bukan menolong. Setelah viral banyak yang datang, tapi cuma motret-motret saja, bukan menolong.

Sampai korban marah-marah. Kok bisa seperti ini,” ujar Ustad Wijayanto. Ditegaskan, ada rahasia yang tidak akan pernah diketahui manusia, yakni kapan dia akan mati dan apa yang menjadi sebab kematian itu. Kematian adalah hak prerogatif Allah Swt. Kendati seseorang ingin mati, tapi kalau Allah belum mengizinkan, dia tidak akan mati.

“Sekarang yang terpenting adalah, apa yang sudah dipersiapkan untuk menghadapi kematian. Apakah amal yang dilakukan sudah cukup untuk membuka pintu surga. Silaturahmi seperti sekarang ini adalah amalan surgawi. Di surga tidak ada orang shalat, zakat, puasa. Tidak ada haji dan umrah, tapi masih ada silaturahmi,” ujar Ustad Wijayanto

Berita Terkait