Portal Berita
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
Penurunan Angka Kematian Ibu, Bayi Serta Balita Butuh Kerjasama Semua Pihak
- 20 Mar
- yandip prov jateng
- No Comments

KENDAL – Angka Kematian Ibu ( AKI ) dan Angka Kematian Bayi / Balita ( AKB ) di Kabupaten Kendal menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal tiap tahun mengalami fluktuasi atau naik turun. Hal tersebut dipengaruhi banyak faktor yakni 30 % kesehatan dan 70 % merupakan faktor lintas sektor. Sehingga untuk menanggulanginya atau menurunkannya perlu kerjasama terkoordinasi semua pihak terkait.
Dalam Pertemuan Penurunan AKI / AKB Tingkat Kabupaten Kendal, Selasa (19/3/2019) di Ruang Garuda Agrowisata Tirto Arum Baru Kendal yang dibuka Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekretaris Daerah Kendal, Winarno, SH, MM, dibahas bagaimana mewujudkan upaya komitmen bersama dan dukungan lintas program untuk menurunkan angka kematian ibu, bayi dan balita di Kabupaten Kendal.
Menurut Kasie Kesehatan Keluarga dan Gizi Endang Jumini, S.Gz, rapat koordinasi dalam pertemuan tersebut merupakan upaya Pemkab Kendal dalam penurunan angka kematian ibu bayi balita sert penurunan gizi buruk dan stunting yang juga merupakan prioritas kegiatan dari pusat provinsi maupun Kabupaten Kendal.
Menurutnya, walaupun Kabupaten Kendal bukan merupakan daerah lokus ( daerah ) yang banyak penderita stunting ( tubuh pendek ) namun tetap ada upaya untuk menekan kasus samping yang ada di Kabupaten Kendal sebagai salah satu penyebab kematian balita.”Sejak anak perempuan masuk SMP hingga nantinya menjadi ibu yang melahirkan dan bayi serta nantinya jadi balita, upaya untuk mengurangi AKI dan AKB sudah ada natara lian dengan sejak SMP sudah diberi bantuan vitamin tambah darah, masa sebelum menikah denngan konseling dari ulama atau pertugas dari Kementrian Agama sampai pra kehamilan, hamil dan melahirkan peran petugas kesehatan, PKK dan dokter sangat signifikan,” urainya.
Dari data yang ada AKI pada di Kabupaten Kendal 2016 sebanyak 21 kasus, 19 kasus ( 2017 ) dan 25 ( 2018 ) dan sampai Maret 2019 terdapat 3 kasus AKI. Sedangkan AKB pada 2015 sebanyak 35 kejadian, 21 kasus 2016, 25 kasus 2017, 16 kasus 2018 dan sampai Maret 2019 15 kasus AKB di Kabupaten Kendal.
Selanjutnya untuk stunting tercatat pada 2015 sebanyak 216 kasus, 526 pada 2016, 509 pada 2017 dan 1158 pada 2018.
Winarno, SH, MM dalam sambutannya, mengharapkan supaya segera dibentuk Rencana Kerja Tindak Lanjut ( RKTL ) untuk menekan AKI dan AKB serendah mungkin di Kabupaten Kendal dalam rangka mewujudkan generasi yang handal.”Kami mengharapkan supaya ada satu komitmen yang didukung semua stake holder untuk mewujudkan aksi nyata dalam mengatasi AKI dan AKB di Kabupaten Kendal yang masih cukup tinggi ini. Koordinasi pada hari ini perlu segera ditindaklanjuti sesuai dengan tangjungjawab masing – masing,” pesan Winarno.
Kegiatan Pertemuan selam sehari tersebut menghadirkan nara sumber Kepala Balai Kesehatan Masyarakat Wilayah Semarang, Subur Hadi Marhaento, selain Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal M. Nursidik, SH, SKM, M,Kes.