Portal Berita
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
PENTAS KETHOPRAK BIROKRASI TUTUP ROADSHOW SILATURAHMI WARGA
- 15 Feb
- yandip prov jateng
- No Comments

BOYOLALI – Putaran silaturahmi warga kecamatan di Kabupaten Boyolali bersama jajaran Forkopimda Kabupaten Boyolali selesai ditutup semenjak digelar mulai Desember 2017 lalu. Roadshow guliran ke-19 ini dirangkai dengan kegiatan pentas Kethoprak Birokrasi yang digelar di Balai Sidang Mahesa pada Selasa (12/2) malam. Antusiase ribuan warga Boyolali memadati gedung yang juga disebut dome ini sejak gelap menyelimuti wilayah Boyolali Kota yang disertai dengan hujan ringan.
Seperti di kecamatan lain pesan-pesan kerukunan disampaikan Ketua DPRD Boyolali, S. Paryanto yang memberikan sambutan. Selaku wakil rakyat pihaknya mengajak warga untuk bersinergi dengan jajaran Pemerintah untuk tetap menjaga kerukunan sehingga bersama – sama menciptakan iklim yang sejuk dan kondusif.
“Pembangunan di Boyolali tidak akan tercipta tanpa ada peran serta dari seluruh lapisan baik itu dari pemerintah, kepolisian, maupun warga masyarakat,” ujarnya. Paryanto juga menegaskan, jika semua elemen bisa rukun, maka pembangunan di Boyolali akan lancar tanpa ada kendala.
Gelaran kethoprak dengan pemain dari jajaran Forkopimda dan pejabat Eselon II dan III Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali ini dimaksudkan juga sebagai sarana sosialisasi kebijakan dan program dari Pemkab Boyolali bagi warganya. Selain itu pentas ini akan dikemas lebih hidup dengan adanya adu kemampuan berakting antara para pejabat Boyolali dengan Marwoto, Den Baguse Ngarso dan sejumlah seniman lainnya.
“Kethoprak birokrasi ini bermanfaat khususnya bagi pemerintah untuk melakukan sosialisasi program-program pemerintah kepada masyarakat,” ujar Bupati Seno ketika mengikuti latihan pentas beberapa hari yang lalu.
Seperti halnya ketika Bupati Boyolali Seno Samodro yang berakting sebagai Sultan Trenggono ini menanyakan pembangunan yang telah dilakukan di Boyolali. Sultan Trenggono menabyakan kepada asistennya, Jiwo yang diperankan M. Qodri yang menjabat sebagai Kepala DPUPR Kabupaten Boyolali. Sultan Trenggono. Menanyai Jiwo berapa jumlah jalan yang sudah dibangun.
“Jalan [baru] yang sudah dibangun sekitar 100 km,” ungkap Jiwo dalam bahasa Jawa.
Selanjutnya Sultan Trenggono juga meminta sang Patih Wonosalam yang diperankan Asisten Administrasi Umum Sekda Kabupaten Boyolali, Sugyianto untuk meningkatkan anggaran infrastruktur di Boyolali setiap tahunnya. Hal tersebut dimaksudkan untuk rmemberikan pelayanan kepada masyarakat berupa infrasutruktur yang lebih baik.
Disosialisasikan juga terkait kegiatan smart city di Boyolali, pemugaran Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), bidang kesehatan dan hal lain. Program-program tersebut disampaikan langsung oleh para pejabat yang membidangi melalui dialog dan improvisiasi panggung antar pemain. Gelak tawa semakin menghangatkan suasana dengan guyonan segar yang disampaikan para bintang tamu dan terkadang para aktor yang diperankan pejabat mengalami salah atau lupa skrip dialog dalam adegan pementasan.
Dalam kesempatan tersebut Wakil Bupati Boyolali M. Said Hidayat berperan sebagai Mahesa Jenar dan Sekretaris Daerah Boyolali, Sri Ardiningsih sebagai Nyai Ageng Kebo Kenongo. Sementara itu ada Kapolres Boyolali, AKBP Aries Andhi akan berperan sebagai Tunggul Yudho dan Demang Penanggalan diperankan oleh Ketua DPRD Kabupaten Boyolali, S Paryanto.
Dalam lakon tersebut dikisahkan sosok Ronggo Tohjaya atau Mahesa Jenar dituduh mengambil pusaka. Namun dengan keteguhan hati dan tekad serta tanggungjawab berupaya membuktikan dirinya bukanlah orang yang menggambil pusaka tersebut. Sehingga pusaka itu terus dicari sampai ditemukan.
“Pesannya bahwa trah Pengging bukan suka mbalela dan tidak ada keinginan untuk memberontak. Tapi sebagai trah yang setia kepada negara. Inilah yang dikisahkan dapat diambil makna,” ungkap Wabup Said.