Portal Berita
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
Pengepul Gula Kelapa Jamin BPJS Ketenagakerjaan Penderes
- 07 Nov
- yandip prov jateng
- No Comments

PURBALINGGA – Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Purbalingga Sarwa Pramana berharap, para pengepul gula kelapa di Purbalingga dapat memberikan kepedulian atau _profit sharing_ kepada para penderes, dengan memfasilitasi asuransi BPJS Ketenagakerjaan.
Hal itu disampaikan, dalam acara _Launching_ Ekspor Perdana Gula Kelapa Kristal Organik ke Malaysia, di halaman CV Bunga Palm, Desa Grecol, Kalimanah, Jumat (6/11/2020). Menurutnya, menjamin penderes dalam asuransi BPJS Ketenagakerjaan, dapat memberikan rasa aman dan nyaman dalam bekerja.
“Yang perlu diperjelas adalah bagaimana para pengepul ini dapat menjadi kontributor untuk memberikan rasa aman kepada seluruh penderes. Memberikan jaminan kehidupan dengan mengikutsertakan penderes pada program BPJS, yang mana iurannya tidak dibebankan kepada penderes itu sendiri,” katanya.
Sarwa mencontohkan, sebagai alternatif, iuran BPJS dapat dibebankan baik kepada pengepul maupun penderes, dengan _sharing budget_ 50:50. Namun, perlu komitmen bersama untuk mewujudkannya. Terlebih sering didapati, para penderes jatuh dari pohon kelapa dan mengalami kecacatan, atau bahkan meninggal.
“Saya rasa ini juga menjadi pekerjaan rumah Dinas Pertanian. Bagaimana keamanan para penderes dengan sabuk pengaman, agar kecelakaan dapat diminimalisasi,” katanya.
Kepala Dinas Pertanian (Dinpertan) Kabupaten Purbalingga, Mukodam mengungkapkan, Pemkab Purbalingga mendorong para eksportir untuk memberi perlindungan penderes melalui Surat Edaran (SE) Bupati Purbalingga nomor 440/3614/2020 tanggal 17 Februari 2020. Karena menurutnya, penderes sangat berjasa dalam pengembangan bisnis gula kelapa ini.
“Kuncinya adalah kemitraannya harus saling menguntungkan. Berbagi margin secara proporsional, karena setiap perusahaan merupakan mitra pemerintah,” katanya.
Mukodam menjelaskan, berdasarkan sensus yang dilakukan oleh Dinpertan Kabupaten Purbalingga, ada 18.000 orang penderes di wilayahnya. Kalau saat ini, ada 10.000 orang, dengan produksi rata-rata lima kilogram, maka per hari ada 50 ton gula kelapa yang dihasilkan di Purbalingga . Kalau 10 persennya gula kristal organik, berarti ada lima ton yang dihasilkan per hari.
“Usaha gula kelapa ini merupakan usaha yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak,” katanya.
Mukodam menyebutkan, khusus pangsa pasar ekspor, tercatat ada 11 perusahaan eksportir gula kelapa yang mengambil dari Purbalingga. Lima perusahaan di antaranya dari lokal Purbalingga yakni CV Bunga Palm (Grecol), KUB Central Agro Lestari (Bumisari), Koperasi Berkah Mandiri (Serayu Larangan), KUB Sumber Rejeki (Ponjen), UD Brayan (Campakoah). Sisanya, enam perusahaan dari luar Purbalingga yang mengambil.
“Gula kelapa kristal organik diekspor ke Yunani, Amerika, Jepang, Polandia, Eropa dan Malaysia,” ungkapnya.
Berdasarkan pantauannya, harga gula kelapa saat ini cukup tinggi. Gula kelapa cetak sekitar Rp11.000–12.500 per kilogram, gula kristal organik Rp14.500–16.500 per kilogram, dan gula kelapa kristal organik sertifikasi Rp18.000–20.000 per kilogram.
Sementara itu Direktur CV Bunga Palm Gunarto menuturkan, saat ini perusahaannya mendapatkan kontrak permintaan dari Malaysia sebanyak 20 ton per bulan selama tiga tahun, dan rutin mengirim 150 ton untuk permintaan perusahaan lain.
“Untuk perlindungan kepada penderes, sejak 2013 kami sudah memiliki dana sosial. Jadi yang kecelakaan mendapat santunan Rp5 juta. Sekarang, sedang kami bahas untuk mengikutsertakannya ke BPJS Ketenagakerjaan. Semestinya yang membayar iuran BPJS bukan para penderes tetapi pengepul-pengepul seperti kita,” tukas Gunarto.
Penulis : Gn/Humas
Editor : dnk/ul Diskominfo Jateng