PENDIDIKAN USIA DINI HARUS KEMBANGKAN KECERDASAN JAMAK

  • 29 Apr
  • dev_yandip prov jateng
  • No Comments

PURBALINGGA – Pakar pendidikan usia dini Dr. Hj. Yasmine Yuliantina Yessy Gusman, SH, MBA mengkritisi masih diterapkannya sistem ranking di banyak sekolah. Sistem itu, menurutnya hanya membuat kebanggaan segelintir peserta didik saja, sementara yang lain yang tidak menjadi ranking justru akan merasa minder dan terbebani.

“Bukankah Alloh menciptakan manusia dengan berbagai kesempurnaan. Kenapa harus ada ranking, kenapa harus ada sepuluh terbaik. Bagaimana dengan yang lain. Itu sangat mengecilkan hati anak-anak kita,” katanya dalam Seminar Pendidikan Anak Usia Dini di Aula Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Purbalingga, Sabtu (29/4).

Pemeran film Gita Cinta dari SMA yang kini lebih banyak berkegiatan dibidang pendidikan dan sosial menuturkan, untuk menciptakan generasi emas perlu adanya sistem pendidikan yang bermutu sejak usia dini. Yakni pendidikan yang tidak hanya menghasilkan orang-orang yang cerdas saja, namun hendaknya dapat melahirkan good citizen.

“Model pendidikan yang ditegakan di Indonesia masih mengukur kecerdasan seorang anak dengan sistem ranking, dengan tolok ukur yang terbatas. Padahal manusia memiliki delapan kecerdasan yang menunjukan kompetensi itelektual yang berbeda-beda,” katanya.

Seperti yang dikembangkan oleh Taman Bacaan Anak Ita yang bernaung di bawah Yayasan Bunda Yessy, mantan artis kelahiran 1962 ini berharap seluruh pengelola pendidikan anak usia dini dapat mengembangkan kecerdasaan jamak sejak dini. Tidak hanya bertumpu pada pengembangan kecerdasan linguistik (membaca dan menulis) saja, namun 7 potensi kecerdasan lainnya harus dikembangkan secara seimbang. Seperti kecerdasan logis – matematis, visual spatial, kecerdasan musikal, kinestetis, interpersonal sosial, intrapersonal dan kecerdasan natural.

“Saya setuju yang disampaikan Pak Bupati (Tasdi-red) bahwa pendidikan tidak hanya menghasilkan manusia cerdas, namun juga manusia yang berkarakter,” ujarnya.

Sebelumnya, Bupati Purbalingga H. Tasdi, SH, MM saat membuka seminar bertajuk Menyiapkan Generasi Emas Melalui Pendidikan Anak Usia Dini, memaparkan berbagai persoalan pendidikan yang dialami kabupaten Purbalingga. Jumlah lembaga pendidikan usia dini di Purbalingga terdiri dari 260 Taman Kanak Kanak (TK) dan 456 non formal. Meski begitu masih ada 30 persen anak belum tertampung pada pendidikan usia dini.

Dari sisi sumber daya manusia (SDM), lanjut Bupati, guru PAUD yang lulus S1 baru 23 persen. Sarana prasarana belum memadai dan kualitas kelembagaan juga masih perlu dorongan. “Metodologi pengajaran masih 80 persen mengambil sasaran baca tulis. Pengajaran yang membangun sikap, mental dan karakter hanya 20 persenya,” kata Tasdi yang hadir bersama Bunda PAUD Ny. Erny Widyawati, S.Sos dan Asisten bidang Pemerintahan dan Kesra R. Imam Wahyudi, SH, MSi.

Bupati berharap, pendidikan karakter lebih banyak mendapat porsi sehingga dapat mendukung terciptanya generasi emas, yakni manusia yang berkarakter dan bermartabat di kabupaten Purbalingga. Ketika metodologi itu diterapkan seimbang, juga dapat membawa anak-anak tidak turun semangat belajarnya dan tidak drop out.

Sementara, menyangkut anggaran pendidikan di Purbalingga, saat ini dari APBD Purbalingga senilai Rp 2,074 triliun, alokasi untuk pendidikan adalah paling besar mencapai Rp 665 miliar. Dengan alokasi itu, dirinya berkomitmen mewujudkan Purbalingga yang cerdas, hebat dan berahklak mulia. “2018 guru PAUD kita tingkatkan kesejahteraanya. Tapi harus ditingkatkan dulu SDM dan kompetensinya,” jelasnya.

Menurut Ketua PGRI Purbalingga Sarjono, SPd, MSi, kegiatan seminar merupakan rangkaian kegiatan memperingati Hari Pendidikan Nasional tahun 2017. Sebelumnya, pihaknya telah melaksanakan seminar Kiat Menjadi Guru Profesional menghadirkan narasumber Prof. Dr. Tukiran Taniredja, MM. “Kali ini merupakan seminar kedua untuk guru-guru PAUD. Kita hadirkan pakar pendidikan usia dini Dr Hj Yasmine Yuliantina Yessy Gusman, SH, MBA,” jelasnya.

Dia berharap, kegiatan seminar yang diselenggarakan dapat memberikan motivasi kepada pelaku pendidikan usia dini di kabupaten Purbalingga. (Hr)

Berita Terkait