Portal Berita
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
Penanganan Paska Bencana Banjir Menjadi Perhatian
- 22 Jan
- yandip prov jateng
- No Comments

Purworejo- Bencana alam banjir yang menggenangi di sejumlah desa di Kecamatan Grabag dan Butuh. Yakni di Desa Trimulyo, Desa Rowodadi, dan Desa Bendungan wilayah Kecamatan Grabag.Wakil Bupati Yuli Hastuti SH bersama Wakil Ketua DPRD Kelik Susilo Ardani SE melakukan pemantauan desa yg terdampak banjir serta meninjau Desa Kedungmulyo Kecamatan Butuh.
Dalam pemantauan yang sekaligus memberikan bantuan sembako tersebut Yuli Hastuti juga didampingi Camat Grabag Ahmad Jaenudin SIP, di tempat dapur umum Desa Bendungan hari ini Senin (21/1). Turut mendampingi Kasi Rehabilitasi bencana alam dan sosial Dra Dede Yeni Iswantini yang juga sebagai Ketua TP PKK Kecamatan Grabag.
Yuli Hastuti mengatakan, meski dapur umum hari ini dinyatakan ditutup menyusul banjir yang sudah mulai surut. Namun yang juga harus menjadi perhatian adalah penanganan paska bencana banjir. Terutama melakukan antisipasi, kemungkinan-kemungkinan warga yang terdampak banjir terkena sakit gatal-gatal, pusing, diare, atau yang lain. “Dinas kesehatan kami harap untuk memantau dan melakukan penanganan paska banjir. Termasuk pemenuhan obat-obatan, sehingga masyarakat tetap terjaga kesehatannya,” harapnya.
Demikian juga untuk sembako yang masih ada di Posko dapur umum, Yuli Hastuti meminta sembako yang sisa supaya dibagikan kepada masyarakat yang memang membutuhkan. “Kami dari pemerintah kabupaten, insyaAlloh akan terus melakukan pemantauan hingga paska banjir, untuk memastikan masyarakat benar-benar di openi dengan baik.Walaupun dapur umum sudah ditutup, namun bantuan sembako yang masih ada merupakan haknya masyarakat yang terkena banjir,” tutur Yuli Hastuti.
Kelik Susilo Ardani mengatakan, pada prinsipnya banjir di di 4 desa ini merupakan permasalahan tahunan. Tentunya harus ada beberapa solusi dengan kajian-kajian. Antara lain pintu air yang ada di sungai Kedungmulyo sangat mendesak untuk dilebarkan, juga normalisasi sungai karena selama ini belum selesai. Termasuk pembangunan pintu air Bojong di Aglik Grabag untuk segera diselesaikan.
Sedangkan untuk wilayah Butuh, lanjut Kelik Ardani perlunya normalisasi sungai Dlangu agar segera direalisasikan. Termasuk perbaikan pengaturan klep air di pintu-pintu air, karena klep pengaturan pintu air banyak yang rusak. Kalau kerusakan didiamkan, menjadikan airnya masuk ke penduduk. Bahkan ada keluhan dari warga, tentang pintu airnya yang terlalu kecil sehingga pembuangan airnya juga kecil.”Tentunya dalam waktu dekat kita untuk duduk bersama membahas dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), karena sungai Dlangu kewenangan nasional. Kami ingin secepatnya pembahasan bisa dilakukan, agar dapat merumuskan kebijakan antara Pemerintah Daerah dengan pemerintah pusat. Sehingga harapanya banjir tahunan ini, bisa ada solusinya dan tidak berulang,” tandas,” Kelik Ardani.
Sementara itu Camat Jaenudin terkait penutupan dapur umum mengatakan, di posko dapur umum Tagana Bendungan ditutup hari ini yang sebelumnya dilakukan rapat antara Tagana dan dari tiga desa yang menghasilkan asessment kondisi terakhir wilayah banjir. Yakni air di pemukiman sudah surut, tinggal 3 rumah yg tergenang air lebih 10 cm. Sedangkan secara umum warga sudah dapat melaksanakan kegiatan dengan normal. “Atas dasar ini maka Dapur Umum dinyatakan ditutup, namun untuk bantuan tetap akan diterima baik berupa sembako, obat-obatan, alas tidur, maupun alat kebersihan. Nantinya akan disalurkan sesuai kebutuhan warga dan yang berhak memperoleh bantuan,” jelas Jaenudin.