PEMKAB BOYOLALI CARIKAN SOLUSI PETERNAK TOLAK INTEGRATOR

  • 24 Mar
  • dev_yandip prov jateng
  • No Comments

BOYOLALI – Setelah menggelar aksi damai dengan menyebar ribuan ayam, Rabu (22/3) kemarin,ratusan peternak ayam pedaging atau ayam jantan tradisional di Boyolalimasih menunggu langkah dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali melalui Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) setempat. Dalam aksi damai kemarin, peternak juga menyampaikan aspirasi dengan beraudiensi dengan Wakil Bupati Boyolali, M. Said Hidayat. Dalam kesempatan tersebut, Pemkab Boyoalli menyatakan akan meneruskan aspirasi tersebut tingkat yang lebih tinggi.

Disinggung mengenai langkah yang telah ditempuh Pemkab, Wabup menyampaikan tanggapannya di gedung DPRD Boyolali, Kamis (23/3). Disnakkan seperti yang disampaikan Wabup telah menganalisanya masalah ini. “Setelah dibahas bersama dan kita tampung aspirasi, Disnakkan akan menganalisa dalam menentukan langkah dan solusi,” terang Wabup Said. Pihaknya juga kan mencari permasalah ini akan menjadi kewenangan di tingkah Kabupaten, Provinsiatau Pusat.

Wabup menjanjikan akan membantu memecahkan solusi peternak ayam ini dilakukan sebaik-baiknya dan secepatnya. Akan dipelajari mengenai aturan serta akan mengecek ulang dinas terkait. Untuk itu Wabup meminta peternak membantu data informasi yang dibutuhkan Disnakkan melalui pendataan yang dilakukan sebagai langkah perlindungan kepada peternak rakyat. “Akan diketaui mana yang disebut kartel, mana yang disebut peternak rakyat,” imbuh Said.

Dimintai tanggapannya salahsatu peternak di Boyolali, Prakoso mengharapkan pemerintah bisa membuat peraturan yang bisa memihak peternak rakyat. “Pemerintah kalau bisa mengatur regulasi terkait perusahan besar yang menguasai sektor usaha hulu ke hilir,” harap peternak di Sawit ini.

Selain itu Ia juga mengatakan saat ini perusahan besar juga punya peternakan yang dikelola sendiri, bahkan juga turut memasarkan. Hal ini membuat stok ayam menjadi berlebihan (over) yang dipastikan harga menjadi anjlok.

“Jika perusahaan besar memproduksi pakan sendiri dan juga ikut beternak, maka peternak rakyat akan hancur. Harga menjadi murah terus tombok,” pungkas Prakoso.

Berita Terkait