PELETAKAN BATU PERTAMA PEMBANGUNAN RDF

  • 27 Jul
  • dev_yandip prov jateng
  • No Comments

CILACAP-Permasalahan sampah di Kabupaten Cilacap akan segera tertangani dengan baik, menyusul dimulainya pembangunan pengolahan sampah menjadi Resufel Derived Feul/RDF, di Tempat Pembuangan Akhir/TPA Tritih Lor Jeruklegi Cilacap, Rabu (26/07).

Pembangunan ditandai dengan peletakan batu pertama RDF oleh Wakil Gubernur Jawa Tengah, Heru Sujatmoko, disaksikan Dirjen Pengendalian dan Pencemaran Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan/KLHK, Ir. Karliansyah, Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR, Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji, Perwakilan Pemerintah Denmark dan PT. Holcim Tbk serta undangan lain.

RDF mampu mengolah sampah sebanyak 120 ton per hari. Dari sampah sebanyak itu mampu menghasilkan bahan bakar pengganti batu baru mencapai 40 ton.

Dirjen Pengendalian dan Pencemaran Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan/KLHK, Ir. Karliansyah dalam kesempatan tersebut menyampaikan, sampah menjadi permasalahan yang tidak kunjung selesai di Indonesia. Sampah yang dihasilkan Indonesia dalam se tahun mencapai 64 juta ton.

Pengolahan sampah selama ini sebanyak 69 persen ditimbun, 5 persen dibakar, 10 persen dikelola dan sisanya belum dikelola. Dengan pengolahan sampah menjadi RDF ini, merupakan salah satu jalan keluar untuk mengatasi permasalahan sampah, ujar Karliansyah.

Dengan pengolahan sampah ini, menurut Karliansyah, dampaknya cukup positif, mulai dari aroma yang tidak nyaman hilang, sedap dipandang mata, dan berkurangnya sumber bibit penyakit serta hasilnya dapat dijadikan sebagai sumber energi yang terbarukan. Hasil dari RDF ini juga bisa menggantikan bahan bakar batu bara.

Tidak itu saja, lanjut Karliansyah, gas metan yang muncul dari timbunan sampah juga berkurang. Ini sangat luar biasa, karena komitmen kita untuk mengurangi gas rumah sebagai bagian dari proses pengolahan sampah menjadi RDF.

Wakil Gubernur Jawa Tengah, Heru Sujatmoko dalam kesempatan tersebut menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Pusat atas fasilitasi penanganan sampah ini. Sebenarnya sudah banyak yang diberikan Pemerintah Pusat kepada Pemprov Jawa Tengah dan khususnya untuk KAbupaten Cilacap.

Pembangunan fasilitas RDF di Kabupaten Cilacap, lanjut Heru merupakan hal yang sangat luar biasa. Karena ini merupakan pertama di Indonesia, berupa pengolahan sampah dengan sistem RDF.

Wagub optimis dengan adanya pengolahan sampah menjadi RDF ini, merupakan jalan keluar untuk mengatasi permasalahan sampah selama ini. Pengolahan sampah ini tentunya jauh lebih effisien dan tidak memerlukan pindah-pindah lahan, seperti pada penanganan sampah dengan sistem penutupan tanah/control landfill.

Pada kesempatan tersebut, juga dilakukan penandatangan nota kesepahaman pengolahan sampah menjadi RDF, yang ditanda tangani oleh Kementerian PUPR, Pemprov Jawa Tengah, Pemkab Cilacap, Pemerintah Denmark.

Pembangunan fasilitas RDF didukung oleh Kementerian PUPR, berupa pembangunan sarana dan prasarana sebesar Rp. 25 milyar, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berupa  dalam pembangunan sarana penunjang sebesar Rp. 9 milyar, Pemkab Cilacap berupa investasi lahan dan armada pengangkutan sampah sebesar Rp. 3 Milyar ditambah perkiraan komitmen biaya operasional sampah hingga 2031 sebesar Rp. 60 milyar serta Pemerintah Denmark berupa pengadaan peralatan mekanikal dan elektrikal sebesar Rp. 43 milyar.

Pada tahap operasional fasilitas RDF ini mampu mengolah 120 ton sampah domestik setiap harinya, yang akan dioleh dengan metode pengeringan secara biologi untuk dijadikan Refused Derived Fuel/RDF.  RDF merupakan salah satu jenis bahan bakar alternatif yang dimanfaatkan sebagai subsitusi bahan bakar batu bara dalam proses klin pabrik semen.

Produksi sampah perkotaan  di Kabupaten Cilacap sebesar 2.590 M kubik perhari. Sampah yang dapat dilelola dan diangkut ke TPA sebanyak 400 m kubik per hari (15,4%) menuju ke 4 TPA. Khusus perkotaan Cilacap jumlah timbunan sampah perhari 800 m kubik  dan yg terangkut ke TPA 277 m kubik perhari . Sementara kapasitas maksimal TPA  72.800 M kubik.  (hromly)

Berita Terkait