PASAR CINTA SENI TRADISI KENALKAN BUDAYA DAN TRADISI KEPADA KAUM MUDA

  • 23 Aug
  • yandip prov jateng
  • No Comments

KLATEN – Beragam kesenian tradisonal bakal tersaji di gelaran Pasar Cinta Seni Tradisi yang digelar di Kecamatan Manisrenggo. Gelaran tersebut mulai dibuka untuk masyarakat umum pada Rabu (22/08/2018) dan akan berakhir hingga Sabtu (25/08) mendatang.

Salah satu penggagas Pasar Cinta Seni Tradisi, Sukisno (54) mengatakan, gelaran ini dipelopori oleh paguyuban Tritunggal yang terdiri dari masyarakat di dua desa yakni Desa Solodiran dan Nangsri. Sedikitnya ada delapan kelompok kesenian dan 28 pedagang yang disiapkan untuk memeriahkan gelaran ini.

Ini merupakan tahun keempat kami. Kenapa dinamakan pasar? Karena dulu di tahun 70-an disini ada yang namanya pasar tiban, setiap ada kesenian pasti dengan sendirinya ada pasar seperti ini. Tapi sekarang sangat jarang, apalagi di perkotaan sangat tidak ada,” ujarnya, Rabu sore.

Berangkat dari rasa keprihatinan itu, muncullah ide untuk membuat Pasar Cinta Seni Tradisi. Melalui gelaran ini, masyarakat dengan sendirinya akan mengenal seperti apa tradisi dan budaya bangsa Indonesia ini. Beragam kesenian yang bakal tersaji meliputi jathilan, ketoprak, wayang kulit, dan angklung.

Selama empat hari ini pasar cinta akan dibuka siang hingga malam hari. Siang harinya kita suguhkan seni jathilan, sementara pada malam hari pertunjukannya bergantian, ada ketoprak dari mahasiswa dan ada juga ketoprak dari pemuda-pemudi disini,” jelasnya.

Dirinya berharap gelaran ini mampu menjadi benteng terakhir sebagai pemersatu bangsa. Artinya, keberadaan gelaran ini merupakan salah satu cara untuk mendekatkan kepada para generasi muda agar ikut nguri-nguri budaya. Mengingat kebanyakan anak-anak saat ini tidak mengenal kebudayaan Indonesia.

Jangan sampai kita dikatakan berkunjung ke rumah sendiri, tapi bagaimana kita menjadi tuan rumah yang baik bermodal dengan kebudayaan yang hidup di nusantara ini. Kita ini tidak hanya nguri-nguri budaya, tapi juga ngurip-ngurip budaya,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Klaten, Pantoro mengapresiasi adanya geleran ini. Sebab, keberadaan gelaran ini mampu melestarikan budaya dan meningkatkan kegotongroyongan antar masyarakat. Sekaligus dapat mengangkat perekonomian di lingkungan sekitar.

Kerja keras semua pihak ini sangat penting, karena secara tidak langsung semua yang terlibat ikut memperkuat tiang penyangga potensi budaya di Klaten. Saya harap gelaran ini terus berlanjut setiap tahunnya,” pungkasnya.

Berita Terkait