Portal Berita
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
Panen Raya Program Agro Techno Park (ATP) di Klaten
- 22 Mar
- yandip prov jateng
- No Comments

Klaten-Petani Desa Tlingsing bersama Bupati Klaten Sri Mulyani didampingi Suryantoro selaku Kepala Deputi Tehnologi Energi Nuklir Badan Tenaga Atom Nasional, Direktor FAO Mr Qu Liang, Kepala PAIR Tjiptasumirat bersama – sama melaksanakan panen raya padi varietas Bestari di acara panen raya Agro Teckno Park di Desa Tlingsing, Cawas, Klaten (Kamis,21/03/19).
Setiba dilokasi Bupati Klaten Sri Mulyani didampingi jajaran Batan, Forkompinda dan pejabat setempat menyempatkan diri mengelilingi bentangan lahan padi yang siap panen.
“Atas nama Pemkab Klaten saya mengucapkan terima jajaran Batan yang telah mendampingi dalam pengembangan Agro Teckno Park di Klaten. Khusus varietas Rojolele yang kini umur bisa lebih pendek yakni 110 hari dan tinggi batang 110 cm bisa dikawal sebagai produk unggulan Kabupaten Klaten. Ke depan beras Rojolele akan dibangun sentra beras di daerah Delanggu sehingga masyarakat luas bisa menikmati beras yang pulen, enak dan wangi hasil pemuliaan Batam” kata Bupati Sri Mulyani.
Bupati Klaten juga memastikan kalau produkfitas padi Klaten sangat bagus bahkan surplus.
“Hasil panen Klaten 2018 tercatat ada 431 ribu ton. Cadangan yang tersimpan ada 256 ribu ton sedangkan tingkat kebutuhan masyarakat hanya 125 ribu ton. Bisa dipastikan 2018 produktifitas beras Klaten surplus 131 ribu ton” jelas Bupati Klaten di hadapan ratusan petani Cawas dan sekitarnya.
Petani Klaten mengaku sangat terbantu dengan pengembangan Agro Teckno Park kerjasama Pemkab Klaten dengan Batan Jakarta.
“Hampir selama tiga tahun Batan memberikan bibit padi varietas Bestari dan kedelai kepada petani. Selain Batan membantu petani melibatkan dalam sekolah lapangan langsung mengamati tanaman. Minimal petani terbantu tidak harus membeli bibit” kata Slamet anggota petani yang bergabung dalam kelompok tan Ngudi Utomo yang tinggal di Karangasem, Cawas, Klaten.
Agro Techno Park (ATP) yang ada di Kabupaten Klaten ini merupakan Collaborating Center pertanian terpadu dengan berbasis keunggulan potensi lokal Di Indonesia yang ada di 3 Kabupaten, yaitu Kabupaten Klaten, Polewalimandar dan Musirawas.
Aplikasi Iptek Nuklir dengan Pemanfaatan Hasil Penelitian dan Pengembangan Pertanian Terpadu Kabupaten Klaten, yaitu dengan pembentukan Kawasan ATP.Kegiatan ini dimulai pada tahun 2015 dan saat ini memasuki tahun kelima atau
tahun terakhir dari program kegiatan ATP ini berlokasi di Desa Sentono, Kecamatan Karangdowo, Kabupaten Klaten yang berbasis keunggulan potensi lokal yaitu Padi, Kedelai dan Penggemukan Ternak Sapi sebagai plasma ATP dan di Balai Benih Tanaman yang berada di Humo sebagai inti ATP.Program Pemanfaatan Hasil Litbang Pertanian Terpadu (PHLPT) yang bekerjasama dengan BATAN kegiatannya meliputi : Penangkaran padi di Desa Sentono Kec. Karangdowo dan Desa Puluhan Kecamatan Trucuk, sedangkan untuk Pengembangan padi tersebar di 28 desa di 9 kecamatan yang meliputi Kecamatan Karangdowo berlokasi di Desa Ngolodono, Bulusan, Bakungan, Tumpukan, Pugeran, Babadan, Munggung, Ringinputih, Karangwungu, Karangjoho, karangtalun, Tegalampel dan Soka; Desa Puluhan dan DesaKalikebo Kecamatan Trucuk; Desa Puluhan Kecamatan Jatinom; Desa Tlingsing,Burikan, Gombang, Karangasem dan Desa Kedungampel Kecamatan Cawas, Desa Sukorini Kecamatan Manisrenggo, Desa Klepu Kecamatan Ceper, Desa Sorogaten Kecamatan Tulung, Desa Gempol Kecamatan Karanganom dan Desa Somokaton Kecamatan Karangnongko. Untuk peternakan berlokasi di Desa Sentono, yang di dukung dengan pembangunan. Kandang Ternak Komunal, disamping itu juga dibangun Saung Tani sebagai tempat untuk pertemuan kelompok tani serta Rumah Burung Hantu sebagai pengusir hama tikus.Hasil ubinan panen padi ATP pada saat ini, untuk varietas Bestari diperoleh hasil produksi padi rata-rata per hektar sebesar 8,82 ton. Sebelum ada program ATP hasil produksi padi rata-rata sebesar 6 ton/Ha dan setelah melaksanakan Program ATP hasil produksi padi meningkat menjadi rata-rata sebesar 8-9 ton/Ha.
Dari hasil kajian yang telah dilakukan oleh UNWIDHA Klaten, pendapatan petani melalui Program ATP ini dapat meningkat sebesar 30%. Untuk mendukung pelaksanaan ATP Kabupaten Klaten telah diadakan Sekolah Lapang Pertanian Terpadu (SLPHT), termasuk penanaman Refogia di sekitar pematang sawah sebagai pengusir hama wereng, pembuatan rumah burung hantu sebagai pengusir hama tikus, pelatihan pembuatan fermentasi jerami untuk pakan ternak serta pembinanaan penguatan kelembagaan Kelompok Tani dan telah dibangun pula sarana prasana. Guna mendukung kegiatan tersebut, juga dikembangkan Pusat Percontohan ATP di Unit Balai Benih Tanaman Humo di Desa Semangkak Kec. Klaten Tengah yang nantinya sekaligus digunakan sebagai Pusat Pendidikan, Pelatihan Pengembangan dan Pembibitan Pertanian Terpadu dan Agrowisata (P7TA) yang dibiayai baik dari dana APBN maupun cost sharing dari APBD II Kabupaten Klaten yang berupa sarana
prasarana. Melalui pelaksanaan program ATP nantinya diharapkan dapat meningkatkan penerapan alih teknologi hasil litbang BATAN dan bisa memberikan manfaat serta memberikan ruang aplikasi, percontohan teknologi pertanian terpadu dengan memberikan pelatihan dan pemanfaatan hasil pertanian terpadu kepada masyarakat di bidang teknologi budi daya tanaman dan perbenihan, teknologi pasca panen dan pengolahan hasil pertanian serta diharapkan juga kerjasama dengan Batan ini dapat berlanjut ke bidang yang lain sehingga kedepan dapat mewujudkan Klaten yang lebih maju, mandiri dan berdaya saing.