NOMINASI 5 BESAR LOMBA PERPUSTAKAAN TINGKAT NASIONAL

  • 14 Jul
  • dev_yandip prov jateng
  • No Comments

CILACAP-Perpustakaan Desa Adimulya Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap, mewakili Jawa Tengah mengkuti lomba perpustakaan desa tingkat Nasional. Kabupaten Cilacap masuk dalam nominasi lima besar lomba perpustakaan desa tingkat Nasional bersama dengan peserta lain dari empat provinsi.

Untuk melihat secara langsung kegiatan dan aktivitas Perpustakaan Desa Adimulya, Tim penilai Lomba Perpustakaan Desa Tingkat Nasional, Rabu (12/07) sore kemarin melakukan penilaian di Perpustakaan desa Adimulya Wanareja.

Sebelum melakukan penilaian, tim penilai yang berjumlah 3 orang diketuai Bambang Suprio Utomo diterima oleh Sekretaris Daerah Drs. Sutarjo,MM, didampingi Assisten Administrasi Indro Cahyono dan Kepala Dinas Arsip dan Perpusda Kabupaten Cilacap Supriyanto diruang Prasanda pendopo Wijayakusuma Cilacap.

Sekda Sutarjo dalam kesempatan tersebut menyampaikan, perpustakaan memiliki fungsi dan peran strategis sebagai sentra pelayanan informasi masyarakat dan penyangga dunia pendidikan, serta sebagai sumber pembelajaran sepanjang hayat bagi masyarakat.

Menurut Sekda, pembentukan perpustakaan desa bertujuan menjadi pusat informasi bagi masyarakat sekitar desa dan untuk meningkatkan minat baca masyarakat sekitar. Perpustakaan desa sebenarnya bisa dimanfaatkan menjadi tempat para pemuda desa dalam membentuk ide kreatif. Diera globalisasi dan kemajuan tehnologi informasi yang berkembang sangat cepat, tentunya sangat membutuhkan informasi yang up to date.

Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Cilacap, Supriyanto mengatakan optimis perpustakaan Desa Adimulya bisa menjadi juara tingkat nasional. Hal ini terlihat dari kesungguhan dan semangat yang ditunjukan oleh para pengelola Perpustakaan desa yang di ketuai Siti Nasiah, serta masyarakat desa Admulya.

Perpustakaan desa Adimulya berdiri sejak 23 Pebruari 2012 yang ditetapkan dengan surat Keputusan Kepala desa Adimulya Nomor 041/02/2012, dan saat ini menempati gedung perpustakaan seluas 100 meter persegi.

Kepala Perpustakaan desa Adimulya Siti Nasiah dalam paparannya menyampaikan, perpustakaan yang berdiri sejak 2012, saat ini mempunyai sejumlah fasilitas antara lain, ruang baca, ruang audio visual, ruang koleksi dan ruang kepala dan pengelola perpustakaan. Disamping itu, Perpustakaan desa Adimulya juga memberikan sejumlah layanan kepada masyarakat, seperti layanan pemutaran film, dan layanan mendongeng. Fasilitas lainnya yang dimiliki perpustakaan, ruang sirkulasi, ruang koleksi APE, ruang internet, display buku baru, cafe baca, dan kantin kejujuran.

Kegiatan perpustakaan desa, juga didukung oleh Pemerintah Desa Adimulya melalui APB Des yang digunakan untuk operasional perpustakaan, honor pengelola dan penambahan koleksi buku. Anggaran tersebut dari tahun ke tahun terus meningkat. Dari tahun 2016, perpustakaan memperoleh alokasi sebesar Rp. 18 juta, dan anggaran tersebut meningkat menjadi 23 juta lebih pada 2017.

Ketua Tim penilai Bambang Suprio Utomo dalam kesempatan tersebut menyampaikan, lomba perpustakaan desa tingkat nasional terbagi dalam tiga tahap penilaian. Tahap pertama berupa pemeriksaan dokumen dari masing-masing nominator yang maju ke tingkat nasional sebagai hasil juara pertama di tingkat provinsi masing-masing.

Tahap kedua, tim melakukan kunjungan langsung ke perpustakaan desa, guna mencocokan dokumen dan data yang sudah diterima oleh tim penilai tingkat nasional. Setelah itu tim yang berjumlah 5 orang terdiri dari Perpustakaan nasional dan Kementerian Dalam Negeri memeriksa dan membahas dokumen dari para nominator untuk ditetapkan sebagai pemenang, ujar Bambang.

Perpustakaan desa Admulya Cilacap, lanjut Bambang, masuk dalam nominasi lima besar tingkat nasional pada klaster A. Klaster A ini merupakan tingkatan yang paling tinggi dalam lomba perpustakaan desa.

Sejumlah kreteria dan komponen penilaian, lomba perpustakaan desa tingkat nasional meliputi, seberapa banyak koleksi buku yang dimiliki, layanan yang diberikan kepada masyarakat, dukungan anggaran yang diberikan oleh Pemerintah desa, dan para tenaga pengelola yang profesional.

Diharapkan dengan keberadaan perpustakaan desa, dapat menjadi wahana belajar sepanjang hayat yang tidak diskriminatif, ujar Bambang. (hromly)

Berita Terkait