Ngabuburit, Difabel Netra dari Panti Penganthi ini Pilih Mainkan Rebana

  • 17 Apr
  • yandip prov jateng
  • No Comments

 

TEMANGGUNG – Hari beranjak sore. Lantunan lagu religi diiringi alat musik rebana, mengalun dari Panti Pelayanan Disabilitas Netra Penganthi, Kabupaten Temanggung. Lagu-lagu religi yang tengah hits, seperti Tombo Ati, Den Assalam dan juga Sholawat Nabi terdengar dinyanyikan dengan fasih dan indah.

Ya, sore itu belasan orang yang tergabung dalam grup rebana Al Hidayah, tengah berlatih, sembari ngabuburit. Istimewanya, mereka adalah para difabel netra di panti itu.

Meski memiliki keterbatasan fisik, namun merdunya suara menyanyikan lagu religi diringi musik rebana tidak kalah dengan grup rebana pada umumnya. Grup rebana yang beranggotakan 12 orang, terdiri dari sembilan orang pemegang alat musik dan tiga orang vokalis itu giat berlatih, khususnya saat Ramadan seperti sekarang ini.

Anggota grup rebana Al Hidayah, Tri Susanto (23), yang ditemui di sela-sela latihan, Jumat (15/4/2022), mengaku sudah setahun menjadi anggota grup tersebut. Pada hari biasa, mereka berlatih setiap Senin dan Kamis setelah salat Ashar. Pada Ramadan ini, jika tidak ada kegiatan lain, mereka bisa berlatih setiap hari.

“Latihannya asyik dan menyenangkan, sambil nunggu buka,” katanya sambil tersenyum.

Tri mengaku, mendapat banyak manfaat menjadi anggota grup rebana, salah satunya untuk menghibur diri sendiri, sekaligus mencari pahala, khususnya saat mendendangkan selawat.

“Waktu juga semakin tidak terasa kalau bermain rebana, jadi tahu-tahu sudah beduk Maghrib,” ujarnya.

 

Ketekunan dan semangat berlatih, membuat grup rebana Al Hidayah sering diminta tampil, baik pada acara Panti Penganthi, maupun kegiatan lain di luar panti.

Sementara itu, pembimbing grup rebana Al Hidayah, Oktania Ayu mengaku, untuk membimbing grup tersebut diperlukan kesabaran, karena para anggotanya hanya mengandalkan pendengaran. Tentunya, diperlukan latihan berulangkali agar bisa hafal dan mahir di setiap lagunya.

“Salah satu kesulitan adalah bagaimana menyelaraskan harmoni atau menentukan agar nada itu pas. Itu harus latihan berulang-ulang kali,” terangnya.

Diharapkan, dengan pelatihan seni budaya, khususnya rebana, para penerima manfaat mempunyai keahlian, khususnya di bidang seni budaya. Sehingga mempertebal rasa percaya diri.

“Selain itu, untuk melatih motorik dan kepekaan mereka juga,” pungkasnya.

 

Penulis : MC.TMG/dn;ekp

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Berita Terkait