Naik Jip Jelajahi Perkebunan Kopi, Potensi Wisata Baru Temanggung

  • 19 Jun
  • Yandip Prov Jateng (2)
  • No Comments

TEMANGGUNG – Bupati Temanggung, Agus Setyawan mendorong masyarakat di berbagai penjuru desa, untuk mengadu inovasi dan kreativitas mendongkrak potensi sektor pariwisata di wilayah masing-masing. Sebab, setiap desa di Temanggung memiliki keunggulan khusus, termasuk kondisi geografis dan penampang alam, yang mampu menjadi atraksi wisata menarik bagi wisatawan.
Hal tersebut ia sampaikan di sela-sela Wiwit Kopi musim panen 2025, di Kawasan Hutan Perhutani LMDH Wana Asri Desa Kertosari, Kecamatan Jumo, Rabu (18/6/2025) pagi.
Seperti yang ada di Desa Kertosari, ujarnya, yang menjadi salah satu sentra perkebunan kopi dengan area lahan yang cukup luas. Masyarakat setempat dapat memanfaatkan sebagai lokasi tujuan wisata minat khusus, selain hanya memanfaatkan hasil panenan kopi yang memiliki nilai ekonomis tinggi.
“Anak-anak muda bisa memanfaatkan media sosial untuk menyuguhkan beragam potensi di desa masing-masing. Seperti di Desa Kertosari ini punya potensi atraksi wisata berupa hamparan perkebunan kopi. Siapa tahu setelah di upload, banyak wisatawan yang datang. Ini adalah ajang promosi yang luar biasa,” ujarnya.
Agus mengatakan, potensi berupa hamparan perkebunan kopi yang luas itu, lantas dikolaborasikan dengan atraksi berupa penyusuran dengan mengendarai jip.
Usai melewati kawasan pemukiman penduduk saja, dalam rute sejauh kurang lebih dua kilometer ini, pengunjung akan disuguhi pemandangan nan menakjubkan, berupa hamparan perkebunan kopi yang masih sangat asri.
“Yang dicari wisatawan ya seperti ini. Jalan trasah batu (makadam), bisa jadi satu atraksi dan daya tarik yang unik dan langka. Kalau jalan halus kita kalah dengan kota besar. Justru seperti ini yang diminati,” imbuhnya.
Menariknya, untuk sampai ke lokasi petik kopi perdana tersebut, Bupati Agus mengendarai sendiri jip offroad dengan didampingi istri, Panca Dewi. Bahkan, mereka juga sempat melanjutkan perjalanan dengan berboncengan mengendarai motor trail, lantaran akses lokasi yang terjal, menanjak, dan licin akibat dipenuhi lumpur.
“Ini adalah rute yang menantang adrenalin. Tapi kalau saya sudah biasa, karena saya berasal dari Desa Campurejo, Kecamatan Tretep yang juga memiliki akses hampir serupa,” tandasnya.

Penulis: IFN;EKP
Editor: WH/DiskominfoJtg

Berita Terkait