Musim Kemarau Basah Hambat Pertumbuhan Tembakau, Petani Diminta Waspadai Genangan Air

  • 24 Jun
  • Yandip Jateng Prov (3)
  • No Comments

REMBANG – Alih-alih musim kemarau, curah hujan yang masih tinggi hingga pertengahan Juni, memberikan dampak pada pertumbuhan tanaman tembakau, khususnya yang ditanam di lahan sawah. Pasalnya, genangan air di lahan sawah, bisa menjadi ancaman serius bagi pertumbuhan tanaman tembakau.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian dan Pangan (Dintanpan) Kabupaten Rembang, Fajar Riza Dwi Sasongko menyampaikan, dari total luas tanam sekitar 10.000 hektare yang telah ditanami, hanya sekitar 30 persen tanaman yang menunjukkan pertumbuhan optimal.

“Yang banyak gagal ini tembakau yang ditanam di sawah. Karena sistem pembuangan airnya, rata-rata belum bagus. Jadi saat turun hujan deras, air tergenang cukup lama, sehingga mengakibatkan pertumbuhan tembakau terhambat. Kalau air lama menggenang dua sampai tiga hari, bisa membuat tanaman menjadi layu,” ujar Fajar, saat ditemui di kantornya, Senin (23/6/2025).

Berdasarkan informasi dari BMKG, lanjutnya, kondisi kemarau basah ini diperkirakan berlangsung hingga Agustus 2025, bahkan berpotensi berlanjut sampai akhir tahun. Untuk itu, pihaknya terus menyampaikan imbauan kepada petani, agar lebih waspada dan menyesuaikan strategi budidaya.

“Kami memberikan informasi kepada petani, bahwa musim kemarau ini cenderung basah. Mereka perlu mengantisipasi jika tetap ingin menanam tembakau,” tegas Fajar.

Fajar menambahkan, sebagai bentuk dukungan, pemerintah menyalurkan bantuan sarana produksi (saprodi) bagi petani tembakau, yang bersumber dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT). Bantuan tersebut meliputi 150.300 kg pupuk ZA, 32.800 kg pupuk ZK, 16 liter/kg pupuk ZPT, 5.000 kg pupuk NPK rendah klor, 8.450 kg pupuk organik, serta 40 ton pupuk SP26.

Selain itu, imbuhnya, juga disalurkan bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan), berupa mesin rajang (7 unit), para-para (750 buah), motor roda tiga (6 unit), timbangan digital (7 unit), dan unit pengolahan hasil (1 unit). Pemerintah juga memberikan pelatihan kepada petani sebanyak tiga kali, yaitu pelatihan diversifikasi tembakau kelapa, budidaya tembakau, dan uji efektivitas pupuk organik.

“Kalau alsintan dari pemerintah provinsi sudah diserahkan, tapi yang dari pemkab masih dalam proses pengadaan,” tambahnya.

Pada kesempatan itu, dirinya juga menekankan pentingnya pengolahan lahan yang baik untuk mengantisipasi hujan deras.

“Kalau pengolahan lahan dilakukan dengan baik, saat hujan lebat, air bisa cepat terbuang, sehingga tidak menggenangi tanaman,” pungkasnya.

Penulis: Mifta Kominfo Rembang
Editor: Di, Diskominfo Jateng

Berita Terkait