Portal Berita
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
Mitigasi Kebakaran, Pasar Banjarsari Pekalongan Terapkan Sistem Keamanan Modern
- 22 Jul
- Yandip Prov Jateng (1)
- No Comments

KOTA PEKALONGAN – Pasar Banjarsari siap menjadi pasar rakyat yang aman, modern, dan tertib. Pembangunan pasar ini dirancang secara khusus dengan mengedepankan aspek keselamatan, khususnya mitigasi kebakaran, sebagai hasil pembelajaran peristiwa kebakaran hebat tahun 2018 lalu.
Wali Kota Pekalongan, Achmad Afzan Arslan Djunaid, menegaskan, pasar dilengkapi dengan infrastruktur pendukung yang menerapkan teknologi sistem proteksi kebakaran terkini.
“Antisipasi kebakaran sudah dirancang sejak awal, termasuk pemasangan pipa-pipa air yang dilengkapi sensor asap otomatis. Kami berharap, dengan fasilitas ini, kejadian seperti tahun 2018 tidak akan terulang, tetapi semuanya juga harus tetap waspada,” bebernya, saat memantau pembangunan lapak dan jembatan Pasar Banjarsari, baru-baru ini.
Ia mengimbau para pedagang untuk tidak menutup kios secara permanen, agar sistem sensor asap dapat berfungsi dengan optimal.
“Atap masing-masing kios masih terbuka. Kami minta para pedagang untuk menutupnya dengan bahan ram atau jaring saja, bukan permanen, karena tepat di atas kios itu dipasang sensor kebakaran,” tegasnya.
Tak hanya soal infrastruktur teknis, Mas Aaf, sapaan akrab wali kota, menekankan pentingnya pengelolaan pasar secara tertib dan profesional. Ia menginstruksikan Dindagkop-UKM bersama Satpol-P3KP untuk menjaga agar area depan pasar tetap steril dari pedagang kaki lima.
“Pasar ini harus menjadi tempat yang ramai tetapi tetap rapi. Tidak boleh ada pedagang yang berjualan di depan pasar. Kawasan harus steril. Kita belajar dari pengalaman pengelolaan pasar baru di daerah lain,” tandasnya.
Dari sisi infrastruktur, Pasar Banjarsari kini hadir sebagai pasar tradisional modern murni, tidak lagi bercampur dengan fasilitas komersial seperti mal, bioskop, atau supermarket. Pasar ini dirancang lebih fungsional dan terbagi dalam empat blok utama sebagai upaya mitigasi.
Senada, Kepala Dindagkop-UKM Kota Pekalongan, Supriono, menambahkan, konsep pembangunan Pasar Banjarsari telah mempertimbangkan aspek keamanan secara menyeluruh. Pasar ini dibagi menjadi empat blok untuk memudahkan pemadaman dan membatasi sebaran api apabila terjadi insiden.
Lebih lanjut, setiap kios dan ruko telah dilengkapi dengan sensor asap yang terhubung ke sistem pengairan otomatis.
“Sensor dipasang di tiap kios. Begitu terdeteksi asap, sistem pemadam akan aktif secara otomatis. Petugas pemadam kebakaran tidak perlu membawa air dari luar karena pasar ini sudah dilengkapi sumber air internal berkapasitas 400 meter kubik. Sistemnya cukup sempurna,” tukasnya.
Supriono merinci kapasitas pasar yang kini memiliki 2.940 unit lapak, terdiri dari 349 unit toko, 687 unit kios, dan 1.904 unit los.
“Pasar Banjarsari menggunakan sistem zonasi yang jelas. Di lantai dasar difokuskan untuk komoditas pangan basah dan kering. Lantai dua dan tiga diperuntukkan bagi non-pangan seperti tekstil, konveksi, batik, hingga sepatu,” jelasnya.
Ia menambahkan, Blok D memiliki karakter yang cukup variatif. Di lantai dua terdapat kios basah seperti daging dan ayam, sedangkan lantai tiga dirancang sebagai foodcourt atau sentra makanan siap saji. Selain itu, terdapat usulan penambahan fasilitas hiburan di area tersebut yang masih dalam tahap kajian.
Penulis: Dea/Allem, Tim Liputan Dinkominfo Kota Pekalongan
Editor: Tn, Diskominfo Jateng