Metode MBS Didik UMKM Piawai Kelola Manajemen Keuangan

  • 06 Apr
  • yandip prov jateng
  • No Comments

Kabupaten Batang – Bank Jateng bekerja sama dengan Saving Bank For International Cooperation (SBFIC) Jerman berupaya mendidik para calon Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM), maupun mereka yang telah bergerak di bidang retail, supaya mampu melakukan pengelolaan manajeman keuangan secara baik, menggunakan metode Micro Business Simulation (MBS).

MBS adalah sebuah metode edukasi tentang cara mengelola keuangan dalam bentuk permainan, mulai dari perencanaan, perkiraan penjualan, perhitungan biaya pemasok, perhitungan pendapatan, pilihan pengembangan usaha hingga laporan keuangan.

Wakil Pimpinan Bank Jateng Cabang Batang, Sasongko, saat ditemui di ruang kerjanya Bank Jateng Cabang Batang, Jum’at (5/4/2019) mengutarakan, MBS di Bank Jateng, khususnya di Kabupaten Batang sudah diterapkan selama dua tahun, yang memiliki dampak positif. “Bank Jateng berupaya memfokuskan calon atau UMKM itu sendiri tentang penanganan finansial dan SDM, dengan melakukan simulasi metode MBS berbentuk permainan, supaya bisa diterapkan secara tepat sasaran di dunia bisnis,” paparnya.

Sasongko menambahkan, Bank Jateng Cabang Batang bekerja sama dengan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM, untuk diinformasikan kepada calon-calon UMKM maupun  para wiraswasta, sehingga bisa meningkatkan kapasitas bisnisnya secara profesional.

Analis Monitoring Kredit Mikro Bank Jawa Tengah Wahyu Totok Waskito menerangkan, dari hasil laporan keuangan menggunakan metode MBS, para UMKM dapat mengevaluasi antara rencana dan kinerja. Di MBS menerapkan empat babak yakni babak I meningkatkan pengetahuan keuangan dan memulai usaha. Babak II menambah produk dan investasi. Babak III berupaya mengembalikan modal. Dan babak IV peningkatan laba usaha. “Ketika kita berinvestasi teknologi harus mempertimbangkan sisi plus dan minusnya. Termasuk mempertimbangkan faktor pembiayaan ketika menggunakan modal sendiri,” terangnya.

Menurutnya, sebelum memasarkan produk, pengusaha harus mengetahui keinginan konsumen, termasuk piawai mengoperasikan teknologi media online. Cara kerja MBS tidak hanya teori, tetapi langsung praktik menjalankan simulasi yang seolah-olah kita mempunyai toko, menggunakan koin dan di akhir babak peserta pelatihan membuat laporan keuangan tentang laba yang diperoleh, hingga membuat neraca perdagangan atau laporan posisi keuangan.

Sementara menurut Muhammad Latif, pengusaha makanan ringan keripik jamur dari Desa Beji Kecamatan Tulis, dengan mengikuti pelatihan MBS, lebih mengetahui proses pembukuan yang lebih rapi, penghitungan untung rugi dan kemajuan bisnis. “Melalui simulasi MBS ini, kami jadi mengetahui berapa jumlah bahan baku yang dibeli dan untuk dijual serta keuntungan yang akan diperoleh,” tuturnya.

Sebagai seorang pengusaha, lanjutnya, harus mampu mengambil langkah tepat saat memasuki masa “paceklik” atau sepi pelanggan yaitu bulan-bulan sebelum ramadhan. Untuk mengatasinya, sebaiknya tidak menambah bahan baku, tetapi dengan menambah mitra kerja atau jaringan pemasaran. “Berarti nantinya pendapatan akan bertambah, tetapi untuk pengeluaran bahan baku tidak ada penambahan,” ungkapnya.

Berita Terkait