Meski Secara Virtual, Peringatan Nuzulul Quran Tetap Khusyuk

  • 11 May
  • yandip prov jateng
  • No Comments

PURBALINGGA – Masa pandemi Covid-19 tidak menghambat kegiatan keagamaan saat Ramadan. Pemerintah Kabupaten Purbalingga tetap melangsungkan peringatan Nuzulul Quran secara virtual.

Kegiatan secara virtual ini disaksikan dan diikuti oleh elemen tokoh di tingkat kecamatan, desa/ kelurahan hingga individu, melalui live streaming.

Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi menyampaikan, Nuzulul Quran merupakan peringatan turunnya Al Quran yang biasanya diperingati tiap 17 Ramadan.

“Meski dilangsungkan secara virtual, kita harapkan peringatan Nuzulul Quran tetap berjalan khusyuk,” ujarnya, Sabtu (9/5/2020) di Pendopo Dipokusumo.

Selain itu, peringatan kali ini sebagai perantara doa untuk memohon pandemi Covid-19 segera berakhir.

“Kita berdoa bersama di hari istimewa di bulan suci, supaya Covid-19 berakhir,” harapnya.

Bupati juga mengimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada, meningkatkan kedisiplinan, dan kesadaran diri. Sebab, di Kabupaten Purbalingga sudah ada 39 kasus positif Covid-19, sehingga diharapkan menjadi perhatian bagi seluruh masyarakat.

“Sebagaimana kesepakatan yang telah kami buat bersama jajaran Forkopimda, Kantor Kemenag, dan Tokoh Ormas Keagamaan Islam, kami mengimbau seluruh masyarakat agar menjalankan amaliyah Ramadan di rumah, semata-mata untuk memutus mata rantai virus corona agar tidak bertambah,” tuturnya.

Rangkaian Peringatan Nuzulul Quran ini dimulai dari pemutaran Video Sholawat Li Khomsatun, doa penangkal wabah, pembacaan ayat suci Al Quran oleh H Rochani, Khotmil Quran dipimpin KH Masyhudi Munir, tausiyah yang diisi Masrukin Abdul Majid, serta doa bersama yang dipimpin KH Roghib Abdurrahman.

Sementara itu, Masrukin Abdul Majid dalam tausiyahnya menyampaikan, menafsirkan Al Quran harus berdasar ilmu.

“Untuk menafsirkan Al Quran di dalamnya perlu diketahui asbabun nuzul, mutlak muqoyat, tafsirul quran, takwilul quran, ada tarjamatul quran. Jadi tidak bisa semua orang menafsirkan, menyimpulkan Al Quran hanya dengan membaca terjemahannya saja,” katanya.

Dalam kesempatan itu, ia mengajak untuk berbaik sangka kepada pemerintah, apa yang dianjurkan pasti baik untuk rakyatnya. Kecuali jika menganjurkan untuk bermaksiat.

“Ada yang mengatakan, jika sampai mati saat nekad mengabaikan himbauan pemerintah itu mati syahid. Itu bukan mati syahid, tapi mati sangit, karena menjerumuskan diri kepada mafsadat/bahaya,” tandasnya.

Penulis : Gn, Humas Purbalingga
Editor : Rk, Diskominfo Jateng

Berita Terkait