Meriah! Mahakarya Sumbing Art 3rd Ritual Culture Performance

  • 08 Jul
  • yandip prov jateng
  • No Comments

MUNGKID –  Perhelatan Mahakarya Sumbing Art 3rd Ritual Culture Performance di area parkir barat wisata Nepal Van Java Desa Butuh Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang berlangsung meriah.
Penanggung jawab Mahakarya Sumbing Art 3rd Ritual Culture Performance Sigit Ismariyanto mengatakan beragam acara digelar pada Sabtu – Minggu (6-7/7/2024) dengan melibatkan ratusan penari dan penggamel. Selain itu dalam momen ini juga disalurkan bantuan kursi roda, paket sembako dan bibit tanaman kopi ke masyarakat.
Dikatakan Sigit, pada hari kedua, Minggu (7/7/2024) ada pertunjukan wayang kulit, wayang golek dan wayang ruwatan. Sedangkan puncak acara akan dilakukan pelepasan 300 lampion ke langit Gunung Sumbing.
“Kita bagi dua hari ada 30 kelompok seni yang kita gabungkan. Kenapa kita gabungkan di Desa Temanggung kita membina 40 kelompok seni dan 108 kelompok seni Desa Sukomakmur. Jadi yang mirip mirip seperti warokan, jaran kepang dan gedruk kita gabungkan,” kata Sigit di sela kegiatan tersebut.
Sigit mengungkapkan, saat ini kegiatan meliputi pertunjukan kelompok seni. Sebelumnya juga digelar bimtek dan pelatihan bagi tour leader dan tour wisata penyangga Borobudur. Dari pelatihan itu sebanyak 40 orang mendapat sertifikat dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
Kemudian, imbuh Sigit, di antara pentas budaya juga ada pameran produk UMKM dari Desa Sukomakmur, Desa Temanggung dan UMKM lain di Magelang.
Diungkapkan Sigit, prosesi Mahakarya Sumbing Art 3rd Ritual Culture Performance adalah nguri-uri (melestarikan) kebudayaan. Tapi nguri-uri budaya itu juga harus nguripi.
“Artinya tidak hanya me- _maintenance_ tapi juga harus ada nilai yang dikedepankan seperti nilai seni tradisi, kultur atau budaya dan nilai ritualnya. Itu juga harus dikaitkan dengan perekonomiannya,” jelas Sigit.
Pemukulan gamelan bendhe oleh Kepala Dinas Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Magelang Mulyanto Sabtu (6/7/2024) menjadi pembuka kegiatan tersebut.
Dalam kesempatan itu Mulyanto mengatakan kegiatan Mahakarya Sumbing Art 3rd Ritual Culture Performance ini menjadi pendukung pariwisata yang ada di wilayah Kecamatan Kaliangkrik dan Kajoran.
Selain itu, Mahakarya Sumbing Art 3rd Ritual Culture Performance juga menjadi salah satu upaya melestarikan seni budaya tradisional agar terus tumbuh berkembang di Kabupaten Magelang.
“Kegiatan ini menjadi penyemangat bagi kami bagaimanapun ini yang harus kita dorong agar menjadi bagian kepariwisataan secara makro di Kabupaten Magelang,” kata Mulyanto.
Acara ini, tambah Mulyanto, juga menjadi simfoni yang harmonis dan indah untuk dinikmati. Di samping mendorong kegiatan kebudayaan inovasi pelestarian kearifan lokal dan toleransi, sehingga membuka lapangan pekerjaan para seniman.
Pagelaran Mahakarya Sumbing Art 3rd Ritual Culture Performance ini didukung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan akan berlangsung hingga Oktober 2024.
Rencananya, Mahakarya Sumbing Art Ritual Culture Performance akan menjadi agenda rutin dua tahun sekali, tentunya dengan konsep dan tema menarik lain berbasis kearifan lokal lereng Gunung Sumbing.

Penulis: Kontributor Kab Mgl
Editor: WH/DiskominfoJtg

Berita Terkait