Menuju “New Normal”, Bupati Belum Izinkan Hiburan Seni Budaya

  • 12 Jun
  • yandip prov jateng
  • No Comments

BLORA – Menuju new normal, tidak semua sektor kegiatan bisa dijalankan di Kabupaten Blora. Seperti kegiatan dengan melibatkan kerumunan massa, yang masih belum boleh diselenggarakan.

“Saya putuskan untuk pelan-pelan mulai menyusun konsep new normal,” ucap Bupati Blora Djoko Nugroho, saat Rapat Evaluasi Penanganan Covid-19 menuju Tatanan Hidup Baru atau New Normal, di Ruang Pertemuan Setda Kabupaten Blora, Rabu (10/6/2020).

Menurut bupati, masa transisi menuju new normal ini sudah dimulai dengan masuknya kembali seluruh ASN di Kabupaten Blora untuk bekerja di kantor, dengan menerapkan protokol kesehatan. Kegiatan work from home (WFH) sudah dihentikan. Penerapan new normal juga akan diberlakukan pada beberapa sektor lain.

“Selanjutnya saya minta agar tempat ibadah baik masjid maupun gereja, dan tempat ibadah lainnya bisa segera dibuka dengan mematuhi protokol kesehatan. Atur jarak ketika beribadah, misalnya saat salat, imam tidak usah meminta untuk merapatkan barisan, melainkan mengatur jaraknya. Saat ini keselamatan menjadi yang utama, karena new normal bukan berarti Covid-19 selesai,” lanjut Djoko.

Bupati menambahkan, begitu juga dengan hiburan pesta pernikahan, seperti dangdut, musik, dan pertunjukan seni budaya lainnya. Karena mengundang kerumunan masaa, pihaknya belum mengizinkan.

“Kita lihat perkembangan terlebih dahulu karena mengaturnya ini susah. Memang banyak seniman yang nganggur, namun saya belum berani memutuskan untuk iya. Kita tunggu bulan depan saja,” kata bupati.

Di bidang olahraga, dia mengizinkan tempat-tempat olahraga kembali dibuka. Namun, protokol kesehatan, juga harus diterapkan dengan baik.

“Saat seperti ini olahraga justru penting untuk menjaga kesehatan. Silahkan GOR dibuka, tenis juga bisa. Asalkan jangan sampai menggelar event atau turnamen olahraga yang menimbulkan banyak kerumunan, belum boleh itu,” terangnya.

Kepala Dinas Kepemudaan, Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Kabupaten Blora Slamet Pamudji menyampaikan, pihaknya telah banyak mendapat masukan dari para seniman agar diupayakan bisa kembali pentas. Namun, pihaknya belum berani memastikan kapan boleh pentas, karena kondisi pandemi Covid-19 di Blora belum selesai.

“Ini memang sulit, apalagi mengatur pertunjukan seni budaya yang aksinya sering terjadi kontak fisik, seperti kethoprak, barongan, dan sebagainya. Kalaupun kita batasi, harus dibuatkan regulasi teknis yang jelas. Olahraga pun yang diperbolehkan baru olahraga yang sifatnya individu, event olahraga belum boleh. Misal bersepeda kalau individu boleh, namun kalau event sepeda santai ya belum,” terangnya.

Penulis : Tim Liputan Prokompim Blora
Editor : Di, Diskominfo Jateng

Berita Terkait