MENTERI AGAMA RI RESMIKAN GEDUNG BARU IAIN PEKALONGAN

  • 17 Jan
  • yandip prov jateng
  • No Comments

KAJEN – Menteri Agama Republik Indonesia, Lukman Hakim Saefuddin, meresmikan gedung baru IAIN Pekalongan di Jalan Raya Kajen-Bojong Kabupaten Pekalongan, Senin (15/1/2018).

Peresmian ditandai dengan pemukulan gong sekaligus penandatanganan batu prasasti. Disamping itu, IAIN Pekalongan menerima hibah tanah dari Pemkab Pekalongan seluas 5 hektare yang berada di kawasan tersebut. Penyerahkan hibah secara simbolis diserahkan oleh Bupati Pekalongan KH. Asip Kholbihi, SH., M.Si kepada Rektor IAIN Pekalongan Ade Dedi Rohayana.

Bupati Pekalongan KH. Asip Kholbihi, SH., M.Si dalam sambutannya mengatakan, pembangunan IAIN Pekalongan di Kabupaten Pekalongan ini sudah menjadi rencana Pemkab sejak masa kepemimpinan Bupati Siti Qomariyah, kemudian dilanjutkan Bupati Amat Antono, dan sekarang dirinya berperan untuk melanjutkannya.  “Ini rintisannya sudah dilakukan sejak bupati dahulu, mulai dari Bu Qomariyah, dilanjutkan Pak Antono, dan sekarang giliran saya untuk meneruskannya. “Dan pada peresmian ini, kami dari Pemkab Pekalongan akan menyerahkan hibah tanah seluas 5 hektar untuk IAIN,” kata bupati.

Berdirinya IAIN Pekalongan di Rowolaku, Kecamatan Kajen, disebut Bupati akan memberikan percepatan pembangunan yang dinamis, sehingga disambut dengan sangat positif, karena strategis dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) dan pertumbuhan ekonomi mikro.

“Karena nanti ribuan mahasiswa IAIN Pekalongan akan belajar di sini, sehingga Kajen nanti akan berkembang menjadi kutub perkembangan ekonomi mikro. Dan IAIN akan menjadi pelopor pertumbuhan perkembangan SDM dan ekonomi di Kabupaten Pekalongan,” tandas Bupati.

Ia mengungkapkan, Kampus IAIN dengan prespektif luas lahan 40 ha, akan menjad kampus sangat megah di Kabupaten Pekalongan, akan menjadi pendorong, bagi perkembangan pertumbuhan perguruan tinggi di Kota Santri. “Ini tak luput dari peran serta seluruh pihak, termasuk anggota DPR RI daerah pemilihan Pekalongan, yang berjuang dengan keras untuk menggunakan kekuatan politik dalam kepentingan pembangunan daerah dan masyarakat,” tandas bupati.

Ditambahkan, selama kepemimpinannya, Bupati Asip mengaku akan mendongkrak berdirinya lima perguruan tinggi negeri dan tiga perguruan tinggi swasta di Kabupaten Pekalongan. Seperti yang akan dilakukan adalah, pembukaan Kampus Program Peternakan D3 Universitas Diponegoro di Kajen, Stasiun Lapangan IPB, serta sekarang ini dalam lobi intensif dengan Kapolri untuk membuka Lembaga Pendidikan Kepolisian (Lemdikpol) di Limbangan.

“Kemudian Akademi Komunitas Negeri (AKN) Kajen, akan ditingkatkan menjadi politeknik, selanjutnya Universitas Pekalongan juga akan membuka Fakultas Pertanian dan Perkebunan yang lokasinya sudah disiapkan,” jelasnya.

Sementara Universitas NU sudah dimulai dengan berdirinya Politeknik NU di Karangdowo, serta Universitas Muhammadiyah yang dalam proses. Sehingga Kabupaten Pekalongan dari zero perguruan tinggi, akan menjadi kutub perguruan tinggi di Jawa Tengah.

Sementara Rektor IAIN Pekalongan, Ade Dedi Rohayana menjelaskan, berdirinya gedung baru IAIN Pekalongan merupakan perjuangan panjang yang dilakukan civitas akademika, dengan didukung berbagai pihak. Gedung baru sendiri memiliki empat lantai dengan sumber pendanaan dari dana Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), dan menempati lahan seluas 10 hektare, belum termasuk hibah seluas 5 hektar dari Pemkab Pekalongan, sehingga luas lahan seluruhnya 15 hektare. Dijelaskan, perubahan status dari STAIN Pekalongan menjadi IAIN Pekalongan, disatu sisi merupakan berkah, tetapi disisi yang lain merupakan tantangan. “Tantangan ke depan semakin berat. Mudah-mudahan adanya gedung baru, IAIN Pekalongan semakin maju dan berkembang,” kata Ade.

Usai peresmian gedung baru, dalam kesempatan hari itu Menteri Agama RI juga menjadi narasumber dalam seminar tema “PTKIN dan Perannya dalam Meneguhkan Islam Moderat dalam Bingkai NKRI”.

Dalam orasinya, Menteri Agama RI mengatakan bahwa ditengah kemajemukan dan keberagaman penduduk Indonesia, diperlukan kerendahan hati dalam beragama. Meski umat Islam merupakan mayoritas, tetapi perlu memiliki kearifan maupun jiwa besar dalam melihat keragaman dimaksud. Itu karena, keragaman pada hakikatnya merupakan  sunatullah (kehendak Allah SWT).

Menurutnya, munculnya faham keagamaan sangat beragam. Itu karena refleksi, maupun manivestasi dari keterbatasan manusia dalam memahami nilai-nilai Islam yang bersumber dari Alquran dan Al-Hadis. “Jadi moderasi dalam beragama dan Islam sangat penting. Itu karena sekarang ini mulai muncul faham-faham yang mencoba menarik agama hanya untuk kepentingannya semata. Lalu, persoalan-persoalan perbedaan mulai dibesarkan lagi dan ditiup-tiupkan lagi. Kemudian, saling dibenturkan antar umat yang memang pada hakikatnya memang beragam faham keagamaannya,” tegas Lukman Hakum Saefuddin.

Pihaknya menambahkan, jangan sampai ada obsesi atau pretensi untuk menyeragamkan semuanya, sesuatu yang hakikatnya melanggar sunatullah. Keberagaman dimaksud, bukan hanya sebatas saling mengenal, tetapi lebih dari itu, saling memahami satu dengan lainnya, saling mengisi maupun melengkapi serta menyempurnakan. “Jadi perlu rendah hati dalam beragama, bukan berarti rendah diri. Artinya, tidak merasa kita yang paling benar. Betul, kita harus meyakinin Islam adalah agama yang paling benar menurut kita,” tuturnya.

Oleh sebab itu, lanjut dia, dalam hal ini perguruan tinggi yang merupakan civitas akademika yang memiliki prasyarat untuk menjelaskan hal itu semua. Serta sebuah institusi yang memiliki wawasan, kenapa keragaman itu ada.

“Civitas akademika harus mampu menjelaskan, kenapa beragam dimaksud,” jelasnya. Pihaknya menambahkan, di Indonesia sendiri terdapat perguruan tinggi Islam negeri mencapai 57 kampus. Dimana, ada 17 Universitas Islam Negeri (UIN), 27 IAIN, dan 13 STAIN. Pihaknya berkomitmen, setiap STAIN harus transformasi menjadi IAIN. Dengan menjadi institut, maka STAIN diharapkan memiliki kemampuan yang lebih besar untuk mengembangkan ilmu-ilmu keagamaan. Tetapi, yang perlu dipahami, kata dia, tidak semua IAIN harus menjadi UIN. Itu karena dari IAIN menjadi UIN, diperlukan syarat yang tidak sederhana.

Peresmian tersebut, dihadiri pula oleh Anggota Komisi VIII DPR RI Bisri Romli, Wakil Bupati Pekalongan Arini Harimurti, Sekda Pekalongan, Rektor IAIN Pekalongan dan segenap civitas akademika IAIN Pekalongan. (didik/dinkominfo kab.pekalongan)

Berita Terkait